Chapter 5. The Helper vs The Jerk

10.4K 712 15
                                    

***

Jangan pernah memaksa akan kehendak hati untuk mencintai. Hati dan Cinta punya caranya tersendiri untuk memilih seseorang yang tepat.

- Hugie Dirgana P.

***


Hugie mendapat undangan pesta ulang tahunnya dari Thal. Thal itu adik dari teman atau lebih pantas disebut sahabatnya, Dedi. Pria itu sering bertamu kerumah dedi untuk membahas pekerjaan maupun hanya sekedar bertamu. Oleh karena itu, Thal mengundang Hugie untuk datang ke acara ulang tahun nya, karena dia sudah mengenal betul Hugie itu bagaimana.

Jika kejujuran boleh diutarakan oleh Hugie, dia merasa risih kalau dihadapkan dengan situasi seperti ini, dimana dia akan menemukan banyak orang.

Dia lebih menyukai berdiam diri di sebuah ruangan sunyi seperti bersantai ataupun lebih baik mengerjakan setumpukan dokumen yang menguras otak. Introvert? Mungkin. Kalian tahu bagaimana sifat maupun sikap orang yang memiliki kepribadian tertutup seperti itu.

Tapi, disisi yang lain jika pria itu tidak menghadiri acara ini. Mungkin tak enak hati akan menerpanya. Dedi itu sahabat sekaligus rekan kerjanya, mana mungkin dua tidak menghadiri acara ini.

Dia tahu jika sahabatnya tidak akan memaksanya untuk datang ke acara adiknya itu, dia memahami kesibukan Hugie. Namun pria yang diundang itu merasa harus saja datang. Karena ini bagaikan undangan rapat pentingnya, dimana dia harus sekali datang.

***

Selang beberapa puluhan menit berlalu, Hugie dengan penampilan casualnya telah sampai di rumah Thal, rumah sang pesta.

Tak bisa dielakkan dengan tampilan seperti ini malah membuatnya lebih tampan dari biasanya. Terlihat lebih segar daripada memakai kemeja dibalut dengan jas serta dasi yang melilit itu.

Ya, memang, memakai jas akan membuatnya terlihat lebih berwibawa akan tetapi penampilan santainya seperti ini lebih membuatnya menawan. Kendati banyak pasang mata hawa yang menatapnya kagum, tapi Hugie adalah dirinya. Dia tetap berjalan dengan langah tegapnya.

Walau dia terkenal dengan sifat ramahnya, akan tetapi dia tidak haruskan menebar senyum kepada banyak orang? Mungkin dia akan dicap sebagai orang gila nantinya saat melakukan itu.

Sebuah tepukan di punggung Dedi, dilakukan oleh Hugie. Dia menemukan sahabatnya ini ketika dia sedang berada di sebuah ballroom. Dimana dia melihat Dedi sedang berbincang dengan teman-teman adiknya, mungkin? Kendati matanya mentafsir jika pria-pria bersama dedi lebih muda dari sahabat nya itu.

"Woho! Akhirnya lo datang juga di pesta adik gue bro! Thankyou!" Dedi memeluk singkat Hugie ala lelaki.

Tentu saja tak dipungkiri dia merasa tersanjung akan kehadiran Hugie. Dia tahu betul kesibukan seorang Hugie yang notabenenya CEO sukses dimasa muda itu bagaimana. Dia sama seperti Hugie, sibuk.

Anggukan dilakukan oleh Hugie, netra birunya menyapu pandangkan di penjuru ruangan ini. Dia mencari keberadaan Thal. "Sama-sama! Oh, ya, adik kamu dimana, huh? Saya akan memberinya sebuah kado. Tidak afdol bukan jika saya datang kesini, namun tidak membawa sebuah bingkisan?"

Lantas Dedi tertawa, tidak seharusnya pria itu membawa sebuah kado seperti itu. "Kayaknya adik gue ada di dekat kolam renang, ya biasalah lagi cuap-cuap ala remaja!"

Hug Me Hugie (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang