Ayeay! Double up nih aku! Boleh dong jangan pelit vote dan komentarnya 💃
Disarankan bagi yang belum baca chapter 70.2 atau 70.1, segerakan baca chapter itu terlebih dahulu ya, biar nyambung🙏
Oiya, bagi kalian yang kadang bingung sama Hugie. Yang bertanya-tanya kenapa Hugie bisa memegang perusahan besar seperti itu disaat usianya yang masih 21 tahun, akan terjawab disini ya😎
WARNING : CHAPTER INI AGAK 'ANU' DAN MEMBUTUHKAN MENTAL JANTUNG YANG KUAT!😈
___________________________
Jika Dave dan Gletta sedang sibuk berdebat, berbeda dengan Alena dan Hugie yang masih asik berendam di pantai. Walau ombaknya kecil, tapi air itu mampu membasahi tubuh mereka dan membuat tawa mereka melepas.
Setiap kali ombak itu datang menghampirinya, Hugie dengan jahi memeluk tubuh Alena, lalu menenggelamkan diri bersama.
Sehingga keduanya saling tertidur, dengan ombak yang tetap mengalir. Keduanya saling tertawa, saling merasa bahagia, seperti saat ini.
Dimana Alena mulai tertawa terbahak-bahak disaat Hugie dengan jahilnya menggelitik bagian sensitif dari gadis itu, yakni pinggang. Sudah beberapa kali Alena mengaduh dan ingin pria itu menghentikan kegiatannya, akan tetapi Hugie masih tetap asik.
Masih tetap asik dan tidak peduli dengan Alena yang sudah melemas dengan nafas yang terengah-engah.
"Kak stop, ini geli!" Alena mengatakan itu dengan tawa yang masih membeludak, badannya bergerak-gerak dengan Hugie yang masih sibuk menggelitiknya dari belakang. "Ah, kak, cukup.. a.. hahaha, yatuhan, kak!"
Hugie malah tertawa lepas, dan makin semangat dengan kegiatannya. Dia senang sekali mendengar tawa renyah dari gadis itu. "Saya tidak akan berhenti, Alena!"
Kembali dia naikan tempo glitikkannya hingga membuat gadis itu mengeraskan tawanya, tak jarang membuat pengunjung pantai mendelik kearah mereka dengan terkagum-kagum karena kemesraan mereka.
"Kak, a.. ku capek!" Tawanya mulai melemas.
Saat itu juga otaknya mulai memerintah jika dia harus melakukan sesuatu. Dia harus mempunyai ide yang sekiranya, pria itu dapat menghentikan aktivitas sialannya itu.
Aha!
Alena mendapatkan ide itu.
Dengan masih tertawa, Alena menyeringai dan menjulurkan tangan kirinya kebelakang. Meremas sesuatu yang pria itu jaga-jaga sampai sekarang. Alena merasakan sesuatu besar disana, dan sebuah lenguhan dari pria itu juga.
Beriringan dengan glitikkannya yang mulai berhenti.
Dengan cepat Alena meringsut menjauh disaat pria itu mulai menatapnya dengan pandangan lekat dan nafas pria itu mulai memburu.
"Alena... Berani-beraninya kamu!" Hugie menatap Alena yang sudah berdiri beberapa langkah didepannya.
Dia tidak percaya akan tindakan nekat gadisnya itu, dengan meremas sesuatu yang dapat memicu gairahnya meningkat dan matanya menggelap.
Dengan cepat dia membangkitkan tubuhnya dan mengejar Alena yang mulai berlari.
Takdir memang berkata, jika kekuatan pria lebih besar ketimbang wanita. Dan itu benar, buktinya dengan mudah Alena terkurung dalam lengan pria itu. Walau Alena sudah berusaha untuk berlari penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Hugie (TERBIT)
RomanceVERSI BARUNYA DITERBITKAN OLEH BIBLIOPUBLISHING. SEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS. Alena Nathalia Saudad harus bernasib buruk ketika bertemu dengan om-om sejuta percaya diri. Terlalu narsis dan perayu ulung. Astaga... Bahkan Alena harus geleng...