***
Jika tidak bisa membuatku tertawa, setidaknya jangan buatku terluka.
***
Suara bising yang ditimbulkan dari jam weker berbentuk menyerupai jamur itu membuat mata petualangan Alena didalam mimpi, harus sirna seketika. Dimana segala mimpi-mimpi indahnya harus lenyap tak tersisa hanya dengan suara yang memekikkan gendang telinganya itu.Di mimpi dia bertemu dengan sang pangeran dan dia memakai sebauh gaun yang sangat indah. Mereka berdua saling berdansa dialuni oleh musik yang sangat romantis. Sang pangeran tersebut terus menatapnya dengan penuh cinta.
Kalian tahu apa? Ternyata, muka dari sang pangeran itu Hugie! Ya, benar! Pria yang menolongnya semalam. Entah apa maksud dari mimpi ini semua, yang pasti ini membuatnya tidur sangat nyenyak.
Dan saat dimana pria itu memiringkan wajahnya dan siap untuk menciumnya, hanya dengan jarak satu telunjuknya lagi bibir mereka bertemu tiba-tiba cahaya terang menghampirinya. Memaksanya untuk kembali berhadapan dengan realita.
Dengan malas gadis itu mematikan jam weker yang kian mengusik mimpi indahnya. Hari ini hari weekend. Dan entahlah dia sedang malas untuk berolahraga seperti weekend yang sudah-sudah. Gadis itu ingin bemalas-malasan dirumah. Seperti membaca novelnya yang minggu lalu dibeli bersama Dave atau lanjut menonton episode drama Korea yang belum dia selesaikan.
Bagaimanapun juga dia seperti gadis remaja lainnya yang suka terbawa perasaan kala drama itu menayangkan adegan yang romantis. Namun, Alena hanya bisa menggigit bantal gulingnya yang biasa dia peluk ketika tidur.
***
Dia melihat keluarganya utuh hariini, biasanya papahnya itu kerap kali pergi keluar kota untuk masalah bisnisnya.
Riko adalah pembisnis sukses di usianya yang menginjak kepala empat. Walau dengan umur yang sematang itu, ketampanan pria itu masih tetap terpancar dan tak jarang banyak wanita yang jatuh pada pesonanya. Jelas saja siapa yang tidak menolak? Tajir, mapan, tampan bahkan dengan mudahnya sekali kedipan mata tajamnya bisa membuat jantung wanita lain berdentum tak karuan. Namun sayangnya hati Riko sudah terpaut pada istrinya, Ratih. Istrinya ini yang membuatnya selalu tersenyum tiap hari dan selalu merasa dicintai sampai detik ini.
Alena menarik kursi disebelah Dave.
"Lho, kok kamu tumben gak jogging sih Alena?" pertanyaan itu muncul dari Ratih.
Wanita ini bingung dengan putrinya kaliini, biasanya dia berjogging setiap weekend. Namun kaliini, Alena tidak melakukan rutinitas itu. Sebetulnya bukan hanya jogging saja yang biasa anak-anaknya lakukan ketika weekend, tapi juga berenang. Kedua anaknya itu kerap kali menyempatkan waktu satu sampai dua jamnya untuk berenang di kolam belakan rumahnya.
Gadis yang ditanya itu mulai menaruh secentong nasi goreng buatan mamahnya ke atas piring. Sebagai lauknya dia mengambil paha ayam yang sudah digoreng. Nasi goreng buatan mamahnya ini selalu enak, selalu memanjakan lidah dan perutnya. Alena juga kerap kali meminta Ratih untuk mengajarkannya masak, ya setidaknya nasi goreng seperti ini. Namun, beberapa kali Alena masih tetap saja gagal dalam pembuatannya. Seperti berakhir dalam keadaan gosong dan tidak layak untuk dimakan.
"Gak tau ah, mah! Alena lagi males aja hari ini." kata Alena setelah berhasil menelan suapan pertamanya.
"Kak, semalam yang anterin lo pulang siapa, sih?" Dave menatap kakaknya yang sedang mengunyah itu, "pake acara ngelus rambut lo segala lagi. Pacar baru lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Hugie (TERBIT)
RomanceVERSI BARUNYA DITERBITKAN OLEH BIBLIOPUBLISHING. SEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS. Alena Nathalia Saudad harus bernasib buruk ketika bertemu dengan om-om sejuta percaya diri. Terlalu narsis dan perayu ulung. Astaga... Bahkan Alena harus geleng...