Chapter 57. What the heck?!

3.5K 236 192
                                    

Vote + komentar jangan lupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote + komentar jangan lupa. Biar seph lebih semangat lanjutin cerita ini hehe🤣

Btw selamat bulan April. Ini update beneran kok, bukan April mop apalah itu wkwk.

___________________________

"Kamu, ini bagaimana Roni? Bukankah papah sudah bilang jika kamu harus berubah?! Berubah menjadi pandai! Jika kamu terus-menerus seperti ini, siapa yang akan meneruskan perusahaan papah nanti?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu, ini bagaimana Roni? Bukankah papah sudah bilang jika kamu harus berubah?! Berubah menjadi pandai! Jika kamu terus-menerus seperti ini, siapa yang akan meneruskan perusahaan papah nanti?"

Sudah beberapa kalinya Roni hanya terdiam dan menjawab semampunya dari panggilan papahnya melalui telepon. Dia cukup jengah dengan semua perintah dari Orlan. Roni bisa berubah menjadi lebih baik seperti ini saja, sudah bersyukur. Dia juga sudah berusaha dengan keras menjauhi dunia malam yang seakan menjadi candunya.

Tak bisa munafik jika dia kerap kali merasakan tenggorokannya itu kering dan hampa saat sudah lama ini tidak dibasahi cairan itu. Dia ingin sekali kembali merasakannya.

Mungkin terdengar akan masuk akal jika dia sekali saja pergi ke tempat itu usai mendengar celotehan papahnya yang menuntut dirinya pandai inilah itulah dengan alasan untuk meneruskan sebuah perusahaan. Hell, Roni juga manusia biasa yang sama mempunyai kekurangan. Dia tidak bisa menjadi sempurna seperti Orlan yang perfeksionis itu.

"Hm.. iya, pah." Roni hanya menjawab dengan malas. Dia bangkit berdiri sembari memakai jaket dengan telepon yang masih menyambung.

"Jangan iya-iya nya saja, Roni! Papah sudah beberapa kali memeringati ka---"

Tut...

Sambungan telepon diputuskan langsung oleh Roni. Dia sudah jengah sekali dengan penuturan papahnya itu. Dengan kesal, dia mematikan ponselnya lalu menyimpan ke saku jaketnya. Roni melangkahkan kaki keluar kamar.

Sesuai perkataannya barusan, dia ingin mengunjungi tempat dimana dia bisa kembali merasakan tubuhnya melayang juga masalah dunia itu hilang. Dia berjanji jika ini adalah terakhir kalinya dia mengunjungi tempat itu lagi.

Semenjak kematian Selly, Roni tetap tinggal disini. Hanya saja orang tuanya menyewakan seorang pembantu untuk mengurus dirinya. Entah itu menyiapkan sarapan, membangunkannya ketika tidur, ataupun membersihkan rumah. Sebetulnya Orlan sudah mengajak Roni untuk ikut pindah ke Amerika saja, namun cowok itu menolak agar tetap tinggal disini.

Hug Me Hugie (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang