Chapter 67. Why i can't hate you?

4.5K 327 108
                                    

Holla.
Maaf aku baru update sekarang.

Karena baru aja tadi pagi balik rumah, dan malemnya maksain buat update wkwk😂

Minta tolong juga ya, kalau semisal ada typo atau kalimat yang 'agak' rancu, mohon koreksinya. Makasih 💕

Vote + komentar kalian jangan lupa ya, biar aku cepet update nya🙏

___________________________

Dave nampak tidak sabaran mendudukan dirinya dari posisi terbaring menjadi duduk. Nampak game yang berada di ponselnya sudah dia berhentikan sejenak dengan pendengarannya yang ia tajamkan. Suara itu seperti perdebatan antara kakaknya dengan...

Tunggu?

Apa...jangan-jangan?

"Kak Hugie?"

Dave mengatakan itu disaat dia dengan jelas dapat menebak pemilik suara bariton yang berteriak memanggil nama kakaknya. Jelas saja cowok yang tengah memangku bantal ini bingung, untuk apa Hugie berada dibawah dengan berteriak memanggil nama Alena disaat hujan sedang deras-derasnya?

"ALENA SAYA AKAN TETAP DISINI! TETAP MENUNGGU KAMU!"

Teriakan itu pun sontak didengarnya lagi, yang lantas membuat Dave berdiri dari ranjangnya dan membuka jendela kamar. Jendela dengan gorden berwarna krem ini memiliki kelebihan dapat melihat lantai bawah, maka dari itu Dave yang sudah berdiri dibalik jendela dapat melihat Hugie dengan tangan yang sedang memegang bunga yang basah sedang menunduk.

Dave menimang apakah Hugie sedang melakukan sesuatu yang dapat kakaknya luluh? Apakah Alena sedang berbuat kejam pada Hugie dengan cara seperti ini?

"Enggak, gue enggak akan biarin kakak gue berbuat kejam kayak gini!" Dave menutup kembali jendela beserta gordennya lalu membalikan tubuhnya. Melangkahkan kakinya ke ruangan sebelah.

Dimana akan ada sebuah nasehat dari Dave yang ditujukan langsung untuk seorang Alena Nathalia Saudad. Memastikan bahwa kakaknya tidak akan tega berbuat kejam seperti tadi.

Dave membuka kamar kakaknya yang tumbenan saat ini tidak terkunci. Saat itu juga dia menggelengkan kepalanya ironi saat melihat Alena yang nampak santai terbaring dengan telinga yang sudah disumpal headset.

Dave yakin jika Alena sudah tahu kejadian itu dan lantas melakukan tindakan tidak peduli dengan menutup telinganya dengan headset.

Sontak Alena mengaduh dan memandang garang kearah Dave yang sudah dengan berani mencabut headsetnya. "Lo lagi apaan sih? Rese banget!"

Gerutunya sangat tidak enak didengar, beriringan dengan tangannya yang ingin kembali disumpal namun tidak bisa karena Dave sudah mencekal lengannya. "Apaan sih Dave? Gue mau tidur!"

Saat itu juga Dave menatap tajam kearah Alena dengan pantat yang sudah ditempelkan ke kasur. "Gue rasa keluarga saudad enggak ada yang ajarin orang untuk jadi jahat."

Alena sudah membangkitkan dirinya. "Maksudnya?" Alisnya sudah sedikit dinaikan.

"ALENA SAYA AKAN TETAP DISINI!"

Teriakan dari Hugie membuat Dave menatap kakaknya tajam dengan telunjuk yang sudah menuding tajam kearah Alena yang nampak diam. "Lo," lalu kembali berkata. "Lo bilang mau tidur disaat ada orang yang dibawah sedang berusaha dapatin permintaan maaf dari lo! Lo disini enak ngedengerin musik, disaat kak Hugie lagi hujan-hujanan dibawah!"

Dave yang mengatakan itu membuat Alena memutar matanya dengan malas. Jelas saja, untuk apa Alena memikirkan hal itu? Mau Hugie tetap disitu seharian penuh juga dia tidak akan peduli. Karena Alena yakin jika Hugie sebentar lagi akan pulang dan bermain dengan jalangnya yang waktu itu di kantor. "Gue enggak peduli!"

Hug Me Hugie (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang