Part 9 #Unknow Man

26.7K 811 45
                                    

Last chapter :
Klikkk
There mengklik tuts navigasi daftar member, muncul dua nama.

1. TRISTAN
2. UNKNOW MAN

Arrisa melotot kala nama Tristan terdaftar, ia segera membekap mulutnya, agar tidak ketahuan There.

       ***********

"Siapa sih Tristan, kepo gue..?" Gumam There penasaran, padahal Arissa di sebelahnya lebih penasaran.

"Lihat profile" seru There lagi.

"Gilaaaa...cakep bangettt!!" Seru There tak percaya.

Arrisa merebut ponselnya, ia pun memeluk ponselnya dan membawanya berbaring di lantai, dan ia tak peduli dinginnya lantai. Ia hanya terus tersenyum dan tersenyum membayangkan Tristan di atas tubuhnya. Walaupun ia sadar ini  hanyalah proses jual beli, namun jika pria berdarah timur tengah ini yang memperkosanya, ia rela!! Sungguh rela!!! jika ujungnya di campakkan itu urusan kedua. Yang penting Tristan lah yang pertama.

"Kocok yoookkk" pinta There.

"Gue doa dulu"tepis Arrisa yang kemudian menyembunyikan ponselnya dalam kaosnya, ia tak ingin There yang mengocoknya lebih dulu.

"Gue aja yang doa, lu pasti ngarap Tristan kan"

"Kali ini biar gue yang berdoa..."tepis Arrisa yang kemudian memejamkan matanya sejenak, ia cukup berdoa dalam hatinya.

"Ehmm.." gumam Arrisa selesai berdoa, perlahan ia mengambil ponsel dari balik kaosnya. Lalu ia mengguncangkan ponselnya, dua nama tersebut saling berputar dalam hitungan detik. Arrisa memejamkan mata dan tidak langsung menatap layar ponselnya.

"Sudah ada hasilnya tuhhh" celetuk There yang lebih dulu melihat nama yang tertera di layar ponsel Arrisa.

Perlahan Arrisa membuka satu matanya. Arrisa langsung memegang dadanya, tiba-tiba rahasia bahagianya hilang begitu saja.Urutan pertama di tempati oleh Unknow Man, pria tanpa identitas dan kedua adalah Tristan. Doa Arrisa tak terkabul.

"Jangan stresss gituh, yang penting duitnya" singgung There yang sedikit cemburu, begitu baiknya Tuhan sama Arrisa. Biasanya orang yang menggunakan icon Unknow man merupakan sederet pria hidung belang yang merahasiakan dirinya, karena ia seorang pengusaha kaya raya atau pejabat negara yang bingung bagi-bagi duit korupsinya, mereka kebanyakan berlari mencari sensasi dengan hunting perawan, jika Arrisa beruntung bisa menjadi gundik, ia tak perlu lagi jadi gadis Arissa.

"Unknow man kok identitasnya nggak jelas"

"kebanyakan koh-koh kaya gitu saaa.. jaga reputasi  bisa jadi pejabat, tapi jarang banget... kebanyakan kata teman gue sich ...kokoh"

"Koko-koko, ough!!" Arrisa mulai meninggalkan rasa kecewanya, karena bukan Tristan yang pertama. Ia mulai membayangkan pria 35-40 tahun bermata sipit, dan bertatto menemuinya dengan gagahnya di sebuah kamarnya. Ahh, Arrisa tidak bisa berhenti berfantasi, ia memutuskan menerima takdirnya. Semoga pria yang menidurinya, mau menikahinya. AMIEN.

"Gue nggak bilang koko-koko..gue bilang koh-koh" ralat There yang kemudian berbaring di samping Arrisa.

"Kokoh sama koko kan sama aja" Arrisa mengerutkan keningnya, ia membalikkan tubuhnya berhadapan dengan There.

"Maksud gue Eng...Engg..Engkoh, bukan koko-koko "

"Kakek-kakek" timpal Arrisa yang tiba-tiba merasa geli dengan bagian tubuhnya. Fantasi pemuda bertato bermata sipit itu berganti dengan pria tua renta, keriput, dengan gigi ompongnya. Segera Arrisa menutup wajahnya, ia merasa geli.

Gadis Arisan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang