Part #12 Calon Istri

25.1K 812 24
                                    

Last chapter.

Gue juga bakal tidur ama pacar lu...rasain lu...

Arrisa menjadi terobsesi mendapatkan Tristan, ia tidak peduli lagi disebut Lonte, cari duit haram atau apa, ia cuma ingin tidur dengan Tristan dan kasih pelajaran buat Andien. Biar Andien tau, kalau Arrisa bayar utang pakai uang pacarnya sendiri. Tristan

*********

Arrisa menjadi sedikit gugup kala harus memasuki rumah dengan halaman yang begitu luas, terlihat rumah mewah di tengah-tengahnya. Ia pun menghela nafas melihat kaki telanjangnya, dan ia pun tau ia perlu sisir untuk merapikan rambutnya sekarang. Ah, masa bodoh !!!

Arrisa menaiki anak tangga pertamanya. Hatinya makin gugup saja melihat pintu besar dengan kisi-kisi layaknya terbuat emas.

Krettttt....

Pintu terbuka sederet pelayan langsung berdiri di sisi kiri kanan karpet merah. Arrisa menghentikan langkahnya sejenak, menarik nafasnya. Ia berpikir dua kali, apa ia sedang salah alamat atau mereka salah jemput orang. Apalagi yang ia masuki bagaikan istana negara kepemilikan presiden, ia bahkan tak bisa menghentikan kekagumannya melihat rumah unknow man, luar biasa mewah dan megah. Tapi Arissa mendadak malu pada dirinya sendiri, ia hanya seorang gadis arisan yang tidak tenar dan hanya datang buat jual diri, di sambut seperti ini. Apa tidak salah.

Arrisa kembali menatap jari-jari ujung kakinya. Hruskah ia meminjam sepatu dari salah satu pelayan tersebut.

Ah, masa bodoh...

Ia pun memasuki rumah tersebut dengan seolah olah ia berjalan dengan percaya diri, padahal jauh di hatinya, ia sangat malu akan banyak mata yang memperhatikannya. Perhatikan kaki telanjangnya.

"Ini kamar noona" tunjuk seorang pelayan pada Arrisa, Arissa mmemberikan anggukan kecilnya pada pelayan tersebut dan perlahan memegang kenop pintu.

Deg..deg..deg ..
Unknow man

Kretttt

Pintu terbuka..

"Lelet sekali..." celetuk seorang pria yang berada di sudut kursi kamar tersebut. Ia berdiri menghampiri Arrisa yang berdiri di ambang pintu. Satu tangan kokokhnya menyeret Arrisa masuk kedalam.

Brukk
Pria itu membanting pintu kamar. Sorot mata birunya menatap Arrisa tidak suka. Ia mencekal Arrisa ke sisi ranjang. Terasa sangat kasar.

Malam ini kah...
Deg...
Deg...

Siap tidak siap harus siap.

Pria bermata biru, kulit sedikit kecoklatan dengan hidung mancung dan memiliki rahang yag tegas.

Unknow man?
Arrisa segera menutup mulutnya yang sudah membentuk huruf "O" karena kekagumannya melihat pria bermata biru di depannya, walau mata biru itu menyiratkan ketidaksukaan pada dirinya.

Hmmmmmm....

Arrisa kembali meneguk salivanya, dan menahannya agar tidak terlihat naik turun, pria ini bisa menarik hasrat semua wanita dalam sekali lihat. Gagah dan terlihat berwibawa. Pria itu pun menatapnya dari atas bawah dan terhenti begitu saja di kaki telanjang Arrisa.

Bukkkk..

Pria itu mendorong jatuh tubuh Arrisa ke ranjang. Arrisa hanya bersikap pasrah, malam ini malam yang akan diberikannya pada pria ini. Walaupun rasanya terlalu buru-buru.

Deg...

Jantung Arrisa seakan segera berlari, ia memenjamkan matanya kala pria bermata biru itu merangkak naik di atas tubuhnya.

Gadis Arisan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang