Arissa membuka matanya perlahan, terik matahari menerobos kamar mengusik tidurnya, padahal dirinya baru saja terpejam.
Bastian sudah tidak berada di sampingnya, pria bermata biru itu pasti sudah pergi. Hmmmm, seperti apa kata Tere, pekerjaan sebagai gadis arisan ini layaknya cinta one night stand, malam hari penuh cumbuan, dan ketika pagi datang, maka mereka akan seperti orang asing kembali. Pura- pura tidak saling mengenal, pura- pura tidak pernah terjadi apapun, jikapun ingat hal itu, tak ada alasan untuk saling menuntut, karena Arrisa memang menjualnya, dan ia hanya membelinya.
Arissa menghela nafasnya, menggulung kembali air matanya ke dalam kelopak matanya. Ia tidak boleh menangis, ia hanya perlu bersabar menunggu saat dirinya sudah mulai terbiasa dengan permainan arisan ini, jika hutangnya sudah lunas, maka hal inipun akan berakhir.
Ia pun mengulung dirinya dengan balutan selimut, badannya lebih terasa pegal, bagian intimnya masih terasa perih, bagaimanapun keperawanan sudah hilang , dan ia sudah mendapatkan harganya.
" Kunci wanita itu adalah segelnya, pria manapun pasti akan menyukai wanita yang ada segelnya. Jaga hal itu yah Ca"
Satu kalimat panjang dari ibunya, tiba-tiba melintas di benaknya, Arissa menutup wajahnya dengan bantal.
"Jangan salahin Arisa, yah mi 😭 ini gara gara paman, gara gara Tere, dan juga gara-gara pria itu.... Pria itu yang maksa-maksa " Jerit Arissa dari bawah bantal tanpa menyadari kehadiran Bastian yang telah keluar dari kamar mandi.
Bastian mengerut keningnya makin dalam, tiap mendengar omelan Arrisa menghujat siapapun, termasuk meruntuki nasib dirinya sendiri.
Jangan pedulikan, gadis seperti ini paling hanya cari perhatian dan minta lebih ...
Gumam Bastian pada dirinya sendiri, menyakinkan dirinya agar tidak tersentuh dengan cerita balik tangis milik Arissa, ia melanjutkan mengenakan pakaiannya,dan mengeluarkan semua pakaian dari dalam lemari dan memasukkannya kembali dalam koper. Sepertinya hal ini harus ia akhiri segera. Ia merasa dirinya, tidak perlu menjatuhkan moralnya sendiri. Jikapun ia ingin, seharusnya ia melakukan dengan wanita baik-baik.
Suara geret koper yang di lakukan dengan sengaja oleh Bastian, membuat Arrisa menyadari Bastian masih berada dalam kamar ini, ia segera membanting bantalnya ke samping, ia segera duduk dan matanya lurus menatap Bastian yang bersiap pergi begitu saja.
Dia harus tanggung jawab ....
Rengek Arissa menatap punggung lebar Bastian yang akan menghilang begitu saja. Tiba-tiba Arissa tidak ingin melanjutkan permainan arisan ini, ia tidak mau terjebak dengan menjual dirinya kembali demi melunaskan hutang-hutang yang di ciptakan pamannya. Ia benar-benar menyesali kehilangan keperawanannya.
"Tungggggggu, loe nggak bisa pergi begitu aja " sembur Arissa.
Bastian membalikkan punggungnya, kini matanya tanpa sengaja malah menabrak pada bagian tubuh Arissa yang tergulung dalam selimut. Ia pun harus menelan ludahnya kembali masuk ke kerokongannya, jika mengingat apa yang mereka telah lakukan sampai dini hari.
Arisa merekatkan dengan kuat selimut dan menggenggamnya di dadanya, ia mencoba melangkah, namun bagian intim terasa sangat perih, ia belum terbiasa dengan efek samping segel terbuka miliknya. Ia pun mepompat lompat ala kelinci mendekati Bastian.
" Berikan kartu pengenalmu dan no handphonemu"
"Untuk apa ?" Bastian merasa geli mendengar permintaan gadis itu.
"Untuk Tanggung jawablah" tegas Arissa, merasa bodoh. Kan bodoh sekali minta KTP dan no.HP,seharusnya to the point...
Nikahi gue donk ..tanggung jawab donk
![](https://img.wattpad.com/cover/130128850-288-k969483.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Arisan (On Going)
HumorNo# 2 Romance 14 Mei 2019 Dilarang Copas Cerita akan di Private acak. Jadi follow dulu... Ini cuma Fiksi , maafkan jika ada kesamaan nama yah !!!! Cerita dewasa ???? Harap bijak membaca. ************ "Lu harus Cariiii duitttt buat n...