Part 3 # Terjebak Arisan

32.3K 1K 32
                                    

Last chapter :
There berbalik, memegang pundak Arrisa, dan satu telunjuknya mendorong kepala Arrisa.

"Lu bodoh yah, gue jual anu gue bukan buat amal, bukan buat bantu lunasin hutang lu. Klo lu mau lunas hutang lu, yah lu jual anu lu sendiri. Jangan nebeng jerih payah anu orang lain" bentak There , yang kemudian mendorong pundak Arrisa yang masih membeku mendengar khotbahnya.

Anu...Klo lu mau lunas hutang lu, yah lu jual anu lu sendiri.

************
"Minggir lu" geser There, There memang sengaja menunjukkan kekesalannya, biar Arrisa tau semua orang yang hatinya kaya malaikat, udah lama punah. Kalaupun ada, dia juga mikir nolong gratis. Emang cari duit , gampang.

Shitttt...
Arrisa mengumpat dalam hati kala There sudah melenggang pergi meninggalkannya lagi. Ia mengutuk There, karena sudah menjanjikan si penagih hutang, dalam dua minggu hutang Arrisa lunas. Seharusnya There bilang waktu itu setahun atau dua tahun. Ini dua minggu? Arrisa tak bisa berhenti berpikir, bagaimana mendapatkan uangnya dalam dua minggu. Baginya There kini sudah menjebaknya ke lubang yang paling dasar,dengan sengaja.

Ohh There, teganya lu pada gue..

Tuk...tuk...tukk..
Arissa menempelkan kepalanya ke dinding, dan mengetok dinding pelan-pelan dengan keningnya. Ia harus sadar dua hal : Jadi gadis arisan itu bukan impian. Tapi punya uang banyak, adalah kebutuhanya sekarang

"Hei, you " teriak seseorang pada Arrisa. Arrisa memperbaiki posisinya, setegak mungkin ia berdiri. Kali ini yang meneriaki seorang wanita berperawakan gendut, terlihat glamour dan nyentrik dengan bulu matanya yang melentik, bahkan banyak berlian di tangan kanan dan kirinya, dan mata kalung yang ia kenakan , membuat mata Arrisa silau. Silau menghitung kekayaan si wanita ini.

"You jangan-jangan lady spies?" Curiganya pada Arrisa.

"No, i'm not lady spies. Really madaam" elak Arrisa seketika, karena ia tak bermaksud mengintai di sini.

"who invited you here. You have a membership card?" Selidiknya.

"There yang Invited ke sini. I don't have id card" jawab Arrisa cepat. Wanita paruh baya tersebut, mengerutkan keningnya, menyipitkan matanya melihat ke arah Arrisa.

"THERESIA AYU DEWI NINGSIH PUTERI CANTIKA. Itu nama lengkapnya" tambah Arrisa lagi, dan tidak lama wanita itupun ber-oooo ria, mungkin ia sudah kenal. Ah, mudahan saja. Karena nama sepanjang itu, termasuk langka.

"Lalu, kamu mau daftar? " Tiba-tiba wanita paruh baya tersebut menanyakan dengan lembut.

Daftar apaaan sih ?? Gadis Arisan... iihhh amit-amit!!!

Arrisa menolak dalam hatinya, ia hanya bisa tertawa renyah, walau rasanya garing. Ia kemudian menjawab dengan lugunya.

"Kesini, nggak mau daftar madam. Cuma mau nonton aja" sahut Arrisa.

"What do you say ???" Sang madam membuka kipas besarnya, tiba-tiba ia merasa gerah mendengar satu kata dari gadis itu : nonton. Dia pikir disini sirkuit balapan atau lapangan bola apah. Mau nonton aja.

"Iya...nonton aja" tegas Arrisa sekali lagi sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"You , sinting!!! " umpat wanita itu sambil mengarahkan ujung kipasnya kepada Arrisa. Tidak lama dari belakangnya bermunculan kembali penjaga-penjaga berwajah bengis. Arrisa menghitung pria-pria bengis tersebut, Jumlahnya ada lima orang.

"Siap menerima perintah Mimi Fha-Fha" ucap salah satu penjaga, yang lagaknya kaya prajurit menunggu perintah sang ratu.

"Jebloskan dia ke neraka paling bawah" titah Mimi Fha-Fha.

Gadis Arisan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang