"Tidak butuh bantuan!", tolak Bastian.
Panggilan terputus begitu saja, Tristan tau akan hal itu, jadi ia tidak pernah berharap Bastian akan menyerahkan Arissa. Berebut dengan Bastian sekali lagi, hal ini memicu kisah yang sama. Dulu Andra, kini Arissa. Hanya saja Ia tidak pernah minat dengan Andra, ia hanya hidup untuk menjaga Andien. Semenjak video panas Andien yang di pertonton untuknya, cinta Tristan berubah menjadi kebencian. Sekarang, ia bersumpah dedikasi cinta hanya untuk Arissa. Berebut dan kembali berebut, kali ini ia akan mengemas permainan baru yang praktis dan cepat seperti mengolah mie instan.
Ia meletakan ponselnya begitu saja, dengan wajah yang tidak terpengaruh, ia menyelesaikan makan mie instan dengan sangat cepat, dan ia sudah merasa cukup kenyang, satu komentarnya keluar dari mulutnya, "Mie instan, praktis, cepat, dan membuat kenyang."
Melempar mangkok mie ke bak sampah dengan mudah, "permainan baru saja di mulai! anda sudah meminta bantuan, sangat tidak asyik," lanjutnya pada dirinya sendiri, ia menghapus jejak mie instan di sekitar mulutnya, dan memanggil satu nomor asing yang nomornya sangat unik.
"D... I...O...N..." eja Tristan dengan lafal english dengan tempo yang telat, langsung ketika panggilan terhubung sangat cepat.
"Hai, Boss." Jawab Dion dengan senyum sarkasme, sangat jarang Boss memanggil dirinya untuk bekerja, ia pikir boss-nya memiliki hal yang sangat sulit, ternyata hanya bermain satu plot dengan tiga wanita langsung, dan itu sangat mudah, dan ia segera menyinggung, "tugasmu terlalu easy, boss!"
Tristan terkekeh, karena sepertinya Dion belum tertarik dengan permaianan yang baru saja di mulai, "menunggu dan lihat, lakukan sesuai yang saya minta!"
"Tunggu! jangan matikan teleponnya dulu," Dion ingin protes.
Tutsss...
Dion menatap ponselnya, panggilan terputus begitu saja.Pria itu hanya tau memerintah, namun tidak pernah mau mendengar protesnya.
Yang tidak ia mengerti, mengapa ia harus menjaga gadis yang terlihat bodoh dan tidak masuk akal, ini di luar dugaannya. Ia pikir ia harus menjaga seorang gadis dengan tabiat gorila maupun singa yang sulit di jinakan, ternyata ia hanya seperti kelinci, yang sangat mudah di gertak. Apa yang sulit ?
Bahkan pembunuh bayaran yang telah menabrak teman gadis ini, hanya perlu satu potongan adegan untuk melumpuhkannya, ia dengan mudah merampas dan merebut ponsel dan mobilnya, setelah itu ia berharap akan ada adegan yang menarik adrenalinya.
Ternyata, hanya menjaga seorang kelinci, bukan gorila, bukan singa. Untuk pertama kalinya, pekerjaan seorang Dion di nodai.
Dion kembali menatap pada kamar ganti, tidak lama Arissa keluar dengan balutan dress dengan warna soft pink. Cantik dan lembut. Mengambil ponsel dan mencuri gambar, dan mengirim gambar untuk Tristan, dengan pesan , "kelincimu cantik."
Tit! hanya menunggu 3 detik, pesan balasan masuk.
Lidahmu akan aku potong, jika memanggil iparmu kelinci lagi.
Membaca pesan itu membuat Dion menjulurkan lidahnya sendiri ke layar ponsel, seakan membiarkan Tristan untuk segera memotongnya, dan mengolok-ngolok dirinya sendiri pada layat ponsel, "kelinci--- rabbit--- kelinci!!! Oh , aku bakal gila..."
Menutup ponselnya, ia kembali ke kasir dengan membayar belanjaan Arissa, "do you want shopping again ?"
Arissa bingung sebentar, ia tengah di culik tapi sepertinya tidak di culik, pria ini sangat baik padanya, walau kadang-kadang juga sangat moody, "no shopping .. no...no---"
jawab Arissa cepat, apa pun itu pria ini sangat aneh, memaksa dirinya di bawah tekanan untuk belajar bahasa inggris. Akhirnya ia menjadi sedikit mengerti, setelah banyak Dion hampir ingin mencekiknya.Melihat kelinci terlihat bingung dengan tas belanjaanya , Dion segera mengambil tas belanja yang di pegang Arissa, dan meminta agar Arissa kembali tidak kuatir soal uang, ia puas berbelanja, "don't worry I still have a lot of money."
"Yes, i see." jawab Arissa seperti kelinci selesai makan wortel. Sangat senang dan senang. Tapi sebenarnya hanya asal menjawab.
"do you want to eat something?"
Arissa kembali menatap Dion, dan tidak beepikir untuk menjawab, sekali lagi ia hanya berkata " yes, i see."
Konyol.
Dion ingin pergi mencekik lagi. Di tanya ingin makan apa, di jawab-- dimengerti. Ternyata hal tersulit, adalah mengajari gadis ini, apalagi menjadi pelayan kelinci itu, membuat sekujur tubuh Dion berasa di seret di lantai dan di injak-injak, ia adalah pembunuh bayaran no.1 saat ini."Apa kau ingin makan?"
Arissa melompat ketika Dion kembali menggunakan bahasa yang ia mengerti, "Yes, aku lapar."
Dion menelan ludahnya, sepertinya ia akan berhenti mengajari gadis ini bahasa inggris, gagal misi. Jika mereka sudah sampai di London, ia hanya akan pasrah membiarkan gadis ini tersesat dan bingung berkata apa.
Arissa duduk berseberangan dengan Duon, di meja sudah banyak makanan khas korea.
Dion mengangkat sumpit, tapi tangan Arissa hanya mengepal di atas meja, tiba-tiba saja matanya mulai berair, mie hitam mengingatkannya pada There yang sangat suka dengan makanan korea.
"Mengapa menangis sih?" Dion bingung, memberikan tisue. Arissa menyeka air matanya, dengan mulus kemudian , ia duduk di sisi Dion.
"Tuan penculik, apa aku bisa tau keadaan There sekarang?"
Dion menelan ludah, ternyata itu yang membuat kelinci menangis, "sebentar, aku mencari tau dulu."
Arissa kembali ke bangkunya. Menunggu dengan tidak sabar. Seharusnya ia tidak boleh makan enak, ketika teman sedang menderita,
hiks..!
Dion memberikan ponselnya dan menunjukan bahwa video There sudah masuk ruang inap. Arissa tambah ingin menangis, ketika banyak selang melingksr dan kain kasa yang membalut ke sana kemari,
hiks...
"dia masih hidup. Jangan nangis, besok juga bangun," hibur Dion rada-rada malas melihat air mata seperti ini, ia lebih menyukai air mata yang memohon ampun.
Arissa menghapus air matanya, "terimakasih, tuan penculik hebat bisa dapat informasi cepat, tepat akurat", pujinya dalam satu kalimat.
"Tentu, karena ponsel ini khusus, Googlenya pun khusus. Semua yang ingin kamu tau, ada di sini. Sekarang, ayo makan," bujuk Dion yang kemudian meletakkan satu iris daging di mangkok Arissa. Ia hanya perlu bertahan sampai mereka mencapai London, setelah ini ia akan bebas tugas. Bebas dari rengekan kelinci.
Arissa dengan mata kelinci dengan bibir yang terkatup sebentar, kemudian terlihat akan memelas kembali, tapi ia tidak berani berbicara meminta.
"Kau ingin apa lagi? Bebas tanya asal makan." kejar Dion dengan wajah tidak senang, dan melengking marah namun masih harus sabar, karena misinya kali ini adalah membuat gadis ini makan tepat waktu. Apakah Boss itu gila ? Andai ia di ijinkan, mengangkat pistol dan menempelkan di dahi gadis ini, pasti berkali-kali gadis ini akan menambah makan.
***
Ns.Maaf telat, sisa 1 lagi yah partnya... Maaf yang ngguin..aku ketiduran..😅 nina bobo anak, eh malah lupa 😅.maafkan 🙏🙏🙏🙏🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Arisan (On Going)
HumorNo# 2 Romance 14 Mei 2019 Dilarang Copas Cerita akan di Private acak. Jadi follow dulu... Ini cuma Fiksi , maafkan jika ada kesamaan nama yah !!!! Cerita dewasa ???? Harap bijak membaca. ************ "Lu harus Cariiii duitttt buat n...