Part 23 Setan penggoda (1)

23.5K 701 43
                                    

14/7/18

Arissa tersudut ke tepi ranjang, Bastian mendekatinya, sepertinya ia tak mempedulikan perih luka di telapak tangannya, ia dengan sengaja menantang nyali Arissa.

"Coba kamu yang mulai duluan" tantang Bastian dengan senyum yang menggoda pertahanan Arissa, satu tangannya mulai menekan punggung perut Arissa agar menempel ketat pada dirinya.

Arissa tak berkutik di tepi ranjang kakinya tidak bisa melangkah kemanapun, ada sepasang kaki yang mingintainya, mengekorinya. Mata biru Bastian naik ke atas bersamaan dengan alis hitamnya yang dikerutkan ke atas, Arissa terpukau sejenak, dan kembali menggelengkan kepalanya. Bastian minta ia mulai duluan, dan iapun bingung mulai darimana, ingin rasanya ia maju mencium bibir Bastian, bibirnya malah bergetar duluan. Semuanya membuat ia salah tingkah.

Astaga There..... gue lupa ajaran loe sih...

Tidur ama orang ganteng itu, seharusnya gue bersyukur... masa gue harus Jaim.. padahal gue juga butuh duit cepat...

Masa demi duit, gue harus gituan...

Gue mulai duluan..

Kata Tuhan jangan, kata There boleh-boleh aja..

Maju... mundur.... maju..

Batin Arissa yang bertentangan dengan naluri murninya, ia pun mengangkat dagunya, baru bertahan sejenak, ia harus menunduk kembali. Hal ini sedikit memalukan bagi dirinya, untuk memulai duluan.

"Tangan kamu luka..." alih Arissa.

"Isapin aja, biar cepat kering" jawab Bastian, membuat Arisaa membulatkan matanya. Lagi-lagi ia harus salah tingkah. Masa ia harus mengecap ngecap darah di tangan Bastian. Bastian menyodorkan telapak tangannya, lukanya masih ternganga, darahnya masih mengalir.

" Ha... ha.. ha.. Emang kamu pikir aku setan apah..." decak Arissa yang harus mendongakan kepalanya lebih dulu agar bisa menatap wajah tanpa ekspresi milik Bastian.

"Iya... kamu kan setan" jawab Bastian mengiyakan, bahkan ia sengaja  menundukkan wajahnya, agar bisa menatap mimik wajah Arissa yang terlihat cemberut.

"Setan.... penggoda" lanjut Bastian.

Arissa mendadak salah tingkah dan ia bisa merasakan rona wajah kini pasti  memerah  mirip pipi tomat.

Satu tangan Bastian yang menggantung di udara beralih naik ke atas pundak Arissa, mata Arissa langsung terbuka lebar, lehernya mendadak kaku kala tangan Bastian beralih ke tekuknya, dan bertahan disitu, Bastian menundukkan wajahnya, perlahan-lahan maju untuk mencapai tujuanya. Bibir Arisa.

Tapi Arissa bukan terhanyut, malah ia bergindik ngeri merasakan sesuatu yang menempel di lehernya. Terasa lengket dan basah.

"Darah Kamu nempel di leher aku..." desis Arissa merinding.

Bastian terdiam, bukan untuk mencerna komentar Arissa, ia pikir Arissa menolaknya.

Iapun membuka sedikit mulutnya dan membuang nafasnya sejauh mungkin, serasa membuang kekesalannya sejauh mungkin.

"Kamu ini merusak suasana hati" ucap Bastian kesal, yang melirik kolam renang kembali.  Apa harus berendam lagi?

"Merusak apaan sih..." dumel Arissa kala melihat punggung Bastian malah menjauh,dan kembali mendekati kolam pemandiannya.

Bastian berhenti tepat di ambang pintu, ia memutar lehernya sedikit ke samping, sebelum akhirnya menengok ke arah Arissa  dengan mimik dinginnya.

"Aku malas mengulanginya lagi" ucap Bastian datar, dan Arissa hanya bengong memikirkan dua kalimat Bastian barusan.

Merusak suasana
Malas mengulangi lagi

💝💝💝💝💝💝💝💝💝💕

Author note

sengaja pendek banget nih part.. biar kalian penasaran atau coment... adegan apa ye selanjutnya.. apa musti di ulangi lagi 😘😘😘

Bastian :  Arissa mau di ulang lagi?

Arissa : (Coment kamu) 😘😘

Jangan lupa baca cerita aku yg satunya The Docter dan Vote part 18 nya , baru aku lanjut lagi kelanjutan series ini, plisssssssssssssssss 😘😘😘😘😘

Gadis Arisan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang