Diharapkan Reader akhir cerita Vote, follow juga author :) bagi yang kasih saran kritik ide boleh tingalkan jejak di kolom komentar. 🎇🎇🎇🎇🎇🎇🎇🎇🎇🎇🎇🎇🎇
Arissa menghela nafas lega ketika ia berhasil melewati penjahat yang tak sadarkan diri itu kembali tergeletak di lantai.
Namun seketika.
Nafas leganya berubah menjadi nafas kepanikan, kala derap langkah terdengar setengah berlari tengah memasuki bangunan tua ini.Segera Arissa bersembunyi di balik pintu. Itu cara aman tercepat.
Brukkkk
Pintu terhempas berat. Arissa meringis tanpa suara kala hempasan pintu menubruk dirinya yang bersembunyi di belakang pintu, gebrakan tersebut tepat mengenai hidungnya.
Sedikit cairan merah segar mengalir dari hidungnya. Secepat mungkin, ia menekan hidungnya, agar tidak terjadi pendarahan begitu banyak. Ia cukup bersyukur, hidung mancungnya bukan hasil implan, jika saja hasil implan, mungkin hidungnya akan melambai melebar kesamping.
"Arissaaaaa " teriak seseorang yang menghambur masuk dan bergema di ruangan.
Mendengar namanya disebut seseorang yang tidak asing di telinganya, membuat ia terhenyak sejenak. Ia mengenali pemilik suara ini.
Tristan..
Arissa yang awalnya membekap mulutnya sendiri, kini tangannya jatuh terkulai bersama dirinya yang kemudian duduk jongkok di balik pintu.
Akhirnya....
Ia bisa menangis sekencang-kencang mungkin tanpa takut ketahuan, ia bebas mengeksperesikan, kini sekujur tubuhnya mengeluh sakit, rasa luka ternganga di tangan kakinya, apalagi hidungnya terasa nyeri menusuk.
"Hua....hua....hua...hikss....hiksss..." Isak Arissa terdengar makin kencang. Tristan memutar tubuhnya, berjalan pelan dan menarik pintu dan menatap lekat sosok seseorang yang berada di balik pintu.
Cahaya senter bulatnya menerangi wanita yang sedang menangis tersebut.
Arissa..
Ia terlihat berantakan dan menangis tersendat sendat. Tristan mengepal geram mengira-ngira situasi yang telah terjadi, iapun mengutuki dirinya sendiri yang datang terlambat. Arissa menangid dan ada pria telanjang yang hanya menyisakan celana segitiga yang tengah tergeletak di lantai.
Entah pria itu tertidur oleh kelelahan atau mabuk oleh obat kuat, hal itu yang berada di pikiran Tristan saat ini. Ingin rasanya Tristan membunuh pria tersebut, situasi yang terlihat sama. Ketika ia mendengar ratapan Andra. Andra yang menangis di balik pintu dan mengaku kesucian telah direbut oleh kakak angkatnya.
Perih yang sama. Sakit menusuk-nusuk dada Tristan.
"Andra..." Sebut Tristan mengelus rambut berantakan Arissa.
"....."
"Silau Tan..." Gumam Arissa yang mengangkat kepalanya, ia tak menghiraukan penyebutan namanya yang salah.
Sambil menyeka air matanya, ia menatap Tristan sejenak, kemudian memeluknya. Akhirnya adegan -adegan seperti di sinetron atau yang biasa ditulis cerita wattpad terjadi juga padanya. Seorang pria bak pahlawan datang menolongnya, hanya saja kali ini pahlawan Arissa terlalu kesiangan.
"Sakit Tan" keluh Arissa dalam pelukan Tristan. Tanpa Arissa tau, mata basah Tristan bersembunyi di balik rambut Arissa, tangannya menggeram marah.
"Maafin gue..." Tristan mencengkram tubuh Arissa lebih dalam ke pelukannya.
"Maafin gue" ucap Ttistan sekali lagi dengan nada penyesalan yang terdengar sangat dalam.
"Iya...gue maafin kok...lain kali buka pintunya jangan keras-keras...kan bisa aja gue lagi sembunyi di belakang pintu" gumam Arissa yang tak mendapat jawaban, telinga Tristan seakan tak peka, ia larut dalam kesedihannya yang dalam. Di otaknya kini, hanya ingin membunuh pria yang berani-beraninya melakukan hal keji tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Arisan (On Going)
HumorNo# 2 Romance 14 Mei 2019 Dilarang Copas Cerita akan di Private acak. Jadi follow dulu... Ini cuma Fiksi , maafkan jika ada kesamaan nama yah !!!! Cerita dewasa ???? Harap bijak membaca. ************ "Lu harus Cariiii duitttt buat n...