Part 33.3 Tawananku

14.9K 551 35
                                    

Air es mengguyur jatuh dari atas kepala Andra, matanya yang terkatup dari tadi kini perlahan terbuka, namun kembali ia katupkan.

Cahaya...

Ia menyadari satu hal yang berbeda, ia tidak lagi dalam kegelapan, ini cahaya pertama kalinya semenjak hidup terisolasi dalam keadaan yang gelap.

Akhirnya aku hidup

Samar-samar telinganya seakan menangkap suara tawa seseorang yang tak asing, yang ia benci.

Andien..

Ia mengangkat kelopak matanya lebar meringis hendak menangis ketika ia harus adaptasi lebih dulu terhadap cahaya ruangan. Ia terkikik samar dan makin melengking kala ia mengenal wanita yang berdiri di depannya. Tulang tipisnya bergerak menyerang dan lawannya dengan mudah menghindar.

Pakk...

Baskoro yang melihat hal itu, bergerak kemudian menendang Andra jatuh terkulai lemah. Ia meraih Andien ke dalam pelukannya.

" Kamu tidak apa-apa sayang"

Andien bergindik dan melepaskan dirinya. Ia duduk berjongkok hanya untuk melihat Andra layaknya seperti mayat hidup, namun serangan Andra tadi cukup mengejutkannya, jika bukan Baskoro yang lebih sigap menariknya untuk menhindar, ia pasti telah dilukai oleh tulang tipis tersebut.

"Mummy " Desis Andien yang perlahan takjub dengan kondisi menggenaskan saingannya ,dulu ia harus merawat dirinya sebaik mungkin hanya untuk bersaing dengan kecantikan Andra, kini ia harus tertawa dengan Andra yang terlihat jauh lebih tua dari usia aslinya.

Pyuhhhh.....

Andra meludah tepat ketika matanya terbuka lebar menangkap wajah Andien di depan matanya.

"Kau..." Geram Andien mundur ketakutan , mata Andra terlihat menonjol dalam kemarahan, bahkan biji matanya terlihat akan keluar segera.

"Kau gadis sampah" Baskoro dengan satu cengkraman menarik kerah dress yang terlihat lusuh tersebut.
Tubuh Andra yang ringan, terangkat dengan mudah. Ia menyerer ringan tubuh Andra yang hanya tersisa tulang terbungkus kulit , dan Baskoro layaknya melemparkan anjing nakal, ia melempar Andra begitu saja ke dalam ruangan yang setiap dinding di bingkai cermin. Tentu saja hal ini membuat Andra ngeri atas dirinya sendiri. Ia meronta menolak melihat pantulan dirinya di cermin.

Tua dan jelek..

"Rencanamu apa sayang?" Baskoro melingkarkan tangannya segera ke tubuh Andien dan dagunya jatuh menyesap di bahu Andien. Hembusan nafas Baskoro terasa menjijikan, harus ia tahan sebanyak mungkin.

"Melepaskannya..."

Baskoro tersenyum tak berdaya, Andra telah memperoleh Amnesti yang paling mengerikan. Hidup normal dengan keadaan seperti itu, tidak akan mudah. Apa ia sanggup kembali hidup normal? Hal itu pasti akan menyiksa sekali.

"Lalu..."

"Tangkap Arissa...papi.."

"Okey"

*************************

Arissa duduk di seberang meja makan, ini untuk pertama kalinya ia duduk makan berhadapan dengan Bastian setelah sekian lama ia tinggal satu atap dengannya. Gaunnya yang ia kenakan hanyalah gaun sederhana berbahan katun bewarna kuning gading. Rambutnya ia biarkan terurai menutup bahunya yang terlihat terbuka. Namun Fitur wajahnya yang cantik dan lembut kini terlihat meringkuk takut. Ia memikirkan Pria di ujung meja ini telah bekerjasama dengan Andien untuk menyakitinya.

Bastian mengiris steaknya, hanya suara berisik garpu yang beradu dengan pisau miliknya yang mengisi ruang makan. Selesai mengunyah makannya, Bastian mengangkat kepalanya memandang Arissa yang terus menunduk. Dulu gadis ini terlihat begitu cerewet dan banyak menuntut, tapi kini ia terlihat membisu, bahkan sedari tadi ia tidak terlihat menyentuh makanannya, namun ia terlihat sedikit lebih gemuk daripada sebelumnya, jadi tidak sepenuhnya Arissa tersiksa di sini.

Gadis Arisan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang