Part #29 Malam yang berbahaya

20.2K 558 24
                                    

"Argggh..." ringis Tom

Bastian menjambak rambut Tom, membuat sendi leher Tom tertarik ke belakang dan ia meringis kesakitan.

"Malam ini kau dan orang-orangmu harus berhasil mengobrak ngabrik rumah Tristan, cari jejak Andra di sana..." Kecam Bastian di atas wajah pengikut setianya, Tom dan orang-orangnya bukanlah orang amatiran dalam melakukan penyelidikan, hanya saja orang yang mereka cari selama ini, hilang bagaikan tanpa jejak, seakan telah di telan bumi begitu saja, semua orang akan menganggap orang itu telah mati. Tapi tidak untuk seorang Bastian yang begitu teramat mencintai Andra, ia bersumpah akan menemukan Andra baik dalam keadaaan hidup ataupun sudah berakhir  menjadi tulang belulang.

"Baik Tuan" jawab Tom meringis, satu cengkramanpun terlepas. Bastian menghempaskan tubuhnya kembali ke kursi, ia merasa lelah dan memperhatikan jam tanganya, kemudia ia tersenyum licik kala denting jarum panjang sebentar lagi berhenti tepat di angka 12.

"Aku akan membuat Tristan lengah malam ini, jadi pastikan kau dan orang-orangmu menemukan yang seharusnya "

**************

Star Hotel

Saya masih ada pekerjaan sebentar, kita bertemu jam satu dini hari saja. Maaf
-Unknow man-

Arissa mendengus kesal membaca chat yang baru masuk ke ponselnya setelah baru saja satu kakinya menjejakan tanah, kini harus kembali ia angkat masuk ke dalam mobil.

"Jalan pak..." Pinta Arissa.

"Kemana non?" Tanya sang sopir dengan suara berat, matanya terlihat  melirik dari kacaspion.

"Keliling jakarta" jawab Arissa setengah ketus, tanpa menyadari sang sopir telah mematikan aplikasi taxionline, dan status sopir berganti menjadi offline.

Sopir membawa Arissa berkeliling kota, pertama-tama mobil tersebut  membawa melewati daerah monas, kemudian melewati daerah-daerah yang masih Arissa kenal, dan ia tak menaruh curiga sedikitpun kala sang sopir menyusuri jalan yang terlihat sepi dan gelap, sebagian banyak orang di saat  tengah malam seperti ini, pastilah sudah terlelap, jadi hal yang wajar, jika tidak ada keramaian di jalan.

Arissa yang awalnya  terkantuk-kantuk, segera bergerak terjaga, ia tidak mungkin membiarkan dirinya tertidur begitu saja di mobil bersama orang yang tidak ia kenali, ia tetap harus waspada, apalagi tanpa sengaja Arissa melihat kaca spion yang berada di tengah. Ia menangkap basah mata sang sopir yang terlihat sedang mengamatinya dengan senyuman yang terlihat menginginkan sesuatu darinya.

Arissa segera menyilangkan kedua kakinya,  agar menghalau pandangan sang sopir agar tidak bisa mengintip isi dalam roknya, namun malah membuatnya terlihat memamerkan paha mulusnya.  Iapun kembali mengubah posisi duduknya dengan berpindah ke dekat jendela, namun ia dikejutkan dengan kiri kanan luar jendelanya.

Jalan yang terasa asing. Tidak ada satupun lampu penerangan jalan. Kiri kanan terlihat lapangan terbuka seperti areal persawahan. 

Mendadak Arissa bergindik ngeri, teringat akan berita online yang sering ia dengar. Pemerkosaan, Perampokan, bahkan pembunuhan. Tidak sampai disitu saja, kejahatan sadis seperti  mutilasi korban dan  potongan tubuh yang di cerai beraikan dan dibuang sembarang tempat, membuat Arisa segera ingin membuka pintu mobil dan melompat. Namun nyalinya ciut, karena ia masih ingin hidup.

Di saat seperti ini, ia mulai menyesal tidak mengajak There pergi bersamanya. Jikapun harus mati menjadi hantu, asal ada hantu There menemaninya. Ia tidak akan menjadi hantu kesepian. 

Gadis Arisan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang