Last chapter
-----------------------There : nah kan!!!! Pria itu suka yang besar..nih kaya punya gue
-------------------------
Arrisa melirik ke dada There, itu yang dibanggakan There sebagai nilai lebihnya. Percuma!!!
Bastian kan GAY.
Suasana menjadi hening. Hanya detingan gelas bersentuhan dengan botol.
Tap.....Tap....Tap..
Arrisa yang duduk membelakangi pintu, mendengar suara langkah yang memicu kejutan di dadanya, terasa akan shock . Bukan karena Tristan. Tapi karena Andien. Arrisa mengedarkan matanya mencari sesuatu untuk mentup wajahnya, tapi tidak ada satu bendapun yang bisa menutup wajahnya. There tersenyum geli melihat tingkah Arissa yang gugup setengah mati gara-gara hutangnya bakal ditagih, lantas ia hanya tersenyum sinis melihat kehadiran gadis di belakang Arrisa. Terlihat cantik dan angkuh.
"Arrisa" sebut Tristan. Arrisa diam, hanya memejamkan matanya. Namun Bastian menoleh ke asal suara. Mata mereka saling beradu.
Tristan dan Bastian tidak saling mengucapkan satu kata apapun, tapi mata mereka saling beradu tajam.*************
There membukakan kursi untuk Tristan dan Andien kekasihnya Tristan. Tristan duduk bersebelahan dengan Arrisa, There memang sudah mengatur rencana.
"Sa, tamu undangan lu dah datang... Masa lu nggak say hello gituh.." celetuk There sengaja, Arrisa tetap membekap wajahnya di atas meja. Bangkit mengangkat kepala, membuat ia takut sendirian. Begini nasib wajah penuh hutang, angkat kepala pun rasanya berat sekali.
"Sa..." panggil There.
Andien melirik ke arah gadis yang berada di samping Tristan, rasanya memang sangat familiar sih. Tapi ia ingat pesan Tristan, kalau mau ikut bareng ke acara makan dengan temannya , nggak boleh bikin malu. Tapi otak Andien makin penasaran dengan sosok yang di pangil
" sa..""Kamu sakit sa..." suara bass yang terdengar lembut tersebut seakan bisa menyelamatkan situasi Arrisa. Arrisa hanya menganggukan kepalanya sekali, namun ia sama sekali tidak berani mengangkat kepalanya. Ugh
"Kalau gitu, kita balik ke kamar" usul Bastian. Mata Tristan berjungkil terbalik, yang selanjutnya menyorot pria bermata biru tersebut. Ajakan pria bermata biru kembali ke kamar, membuat Tristan sedikit geram. Kenzo Bastian, pria bermata biru, yang memang tak asing lagi.
Tak mempedulikan hawa amarah yang menyapa punggung Arissa, Arrisa berbalik dan membekap wajahnya di dada Bastian. Masa bodoh ada Tristan yang ia sayang melihat ia berlabuh di dada Bastian, yang utama saat ini tidak ketahuan Andien. Walau rasanya Andien sudah pasti tau,hanya saja memutuskan untuk diam.
"Nggak bisa gitu donk" potong There dengan suara yang melengking bangkit berdiri dari kursinya.
Rencananya akan gagal begitu saja.
There kembali menggaruk kepalanya, ia menyadari dirinya terlalu memperlihatkan ambisi di sini, yang mencolok.Pria bermata biru itu ...ough membuatnya glek ..glek ..menelan ludahnya berkali kali.
Jauhkan rasa ini ..oh setan jelekkkkk.... jerit There dalam hati.
Ia menghembuskan pikirannya, kemudian perlahan membuka bibirnya kembali untuk berkoceh.
"Gue udah pesan beer banyak nih, buat permainan seru kita..masa bubar gitu aja semua.." rengeknya
"Iya nich, mubazirrrr "timpal Kenzo.
dan tangan Tristan menyeret tangan Arissa untuk duduk kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Arisan (On Going)
HumorNo# 2 Romance 14 Mei 2019 Dilarang Copas Cerita akan di Private acak. Jadi follow dulu... Ini cuma Fiksi , maafkan jika ada kesamaan nama yah !!!! Cerita dewasa ???? Harap bijak membaca. ************ "Lu harus Cariiii duitttt buat n...