Part #16 Malaikat penolong

24.1K 835 36
                                    

Last Chapter :
Bastian melihat butir air mata itu yang berubah menjadi jejak ketika sapuan tangan Arissa menghapusnya. Ada sedikit rasa tidak nyaman, karena membuat hati gadis itu terluka. Ia memang merencanakan dengan sengaja. Karena baginya bertemu Arissa, itu adalah suatu kesalahan. Pertemuan singkat ini akan segera berakhir. Lebih cepat lebih baik.

*********

Bastian membayar ke kasir, dan kala jumlah belanjaan Arissa melebihi limit 1 juta, ia pun mengurangi item belanjaan Arrisa. Arissa menjulingkan matanya ke atas,ia secepatnya akan mengubungi opa Baskoro untuk mengantarkan kopernya. Bayangkan belanjaan termurah di singapore dengan limit satu juta, cuma bisa mendapatkan 1 kaos 1 celana 1 sepatu kets dan sepasang celana dalam. Itu pun sudah harga obral.

Pelittt....pelitttt...pelit
Cepat miskin lu..
Tuhan dengerin doa gue si miskin yang banyak hutang..gue ga papa tetap miskin..asal miskinkan juga segera pria pelittttttttt yang satu ini.

Arrisa jengah mengutuki Bastian dalam hati, ia tenteng belanjaannya dan mendahului  Bastian melewati pintu keluar.

"Kamu mau kemana?"

"Ke parkiran lah pulang. Kan gue dah belanja" dumel Arissa kesal terdengar suara lengkingan kekesalan di tiap tangga nada bicaranya.

"Sekarang giliran aku yang belanja. Kan kamu nemani aku kesini, bukan cuma dapatin sesuatu yang gratis dengan cuma-cuma . Jangan kamu pikir, gratis itu tidak perlu bekerja" singgung Bastian, membuat Arrisa berbalik padanya dan menatap punggung Bastian dengan rasa dongkolnya.

Iiiihhhhhh...

"Emang lu pikir, gue pembantu lu"

1. Gay
2. Pelit
3. Bossy

Hampir saja Arrisa meludah sembarangan karena 3 sifat Bastian yang terekam di otaknya. Benar-benar menebalkan, namun ia tetap mengekori kaki panjang Bastian yang memasuki stan-stan toko pakaian sepatu bermerk dan ternama.

Kini giliran Arrisa yang duduk menunggu Bastian memilih pakaiannya, iapun membolak-balik majalah agar tidak bosan menunggu.

Mata Arrisa membuka lebar kala melihat wajah Bastian menghiasi lebaran majalah. Di gosoknya perlahan gambar tersebut, ia takut salah lihat. Arrisa mengeja judul artikel.

The reason kenzo bastian is not married

"Tentu aja karena dia Gay" komentar Arrisa yang malas membaca lebih lanjut artikel tersebut, alasan khususnya karena artikel ini ditulis dalam  bahasa inggris. Ia tidak terlalu pandai. Namun ada satu kalimat yang dengan tulisan bold dan italic yang menjadi perhatian Arrisa.

"Apaan sih artinya? Dia suka satu orang yang sama sampai sekarang!!! Lelaki mana yang di sukai...ah pria Gay " maki Arrisa.

"Kamu mengira aku Gay" gumam Bastian yang tanpa Arissa sadari sudah berdiri di sampinnya dari tadi.

"Emang kenyataankan...itulah alasan lu terus single forever" sahut Arrisa.

Bastian hanya tersenyum miring, dan menyerahkan setumpuk belanjaannya pada Arisa, agar Arisa segera menentengnya.

Tap..tap...tapp..

Arrisa berlari mengejar langkah panjang Bastian yang meninggalkannya dengan mimik menyeramkan. Arisa tidak akan menyangka pria bermata biru itu semarah ini, mulutnya tidak menghunus, namun matanya mampu membinasakan Arissa. Pria itu tidak peduli teriakan Arissa yang kesulitan membawa setumpuk belanjaannya, pria itu malah mengenakan headsetnya dan mengabaikannya begitu saja.

"Tunggu, masa lu mau ninggalin gue di mall...gimana gue pulang" cegah Arrisa yang berhasil mendahului langkah lebar itu.

Satu tangan Bastian menggeser  tubuh Arrisa dan mendorongnya ke samping. Pria bermata biru itu mengeryitkan keningnya.

Gadis Arisan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang