#73 Culik Arissa

1.9K 207 73
                                    

Selepas Bastian pergi, hanya Tn.Basdier yang tersisa di ruangan, memegang tangan Dira dengan sangat erat, takut gadis itu kecewa karena perkataan Bastian tadi,

"jangan sedih, pipi pasti bantu kamu dan Bastian bersatu,"

" terimakasih pi---" jawab Dira. Sebutan pipi itu mengalir begitu saja, semenjak Tn.Basdier mengontraknya, untuk menjadi mantunya.

Tn.Basdier kemudian memberikan satu tas untuk Dira, dan membuka retsleting tas, Dira dikejutkan dengan banyak uang di dalamnya, "jika perlu uang lagi, aku akan memberikannya untukmu. Kau harus sering menghubungiku, jangan pakai malu lagi calon mantuku---"

Dira terkekeh dalam hatinya. Ternyata mendapatkan uang dari Tn.Basdier, sangatlah mudah. Baru beberapa hari yang lalu, ia berkata butuh uang. Dengan mudahnya Tn.Basdier memberikan 100 juta, ia memeluk sekali lagi pria renta itu, "terimakasih pi pi..."

***
Setelah mendapatkan uang dalam tangannya, Dira menghubungi nomor asing sebagai orang bayaran itu, "kita bertemu, aku sudah membawa uangnya!"

"Baiklah, saya sudah sekitar target!" jawab pria di seberang sana antusia ketika mendengarkan uang tambahan ada untuknya.

"jangan sampai gagal lagi! Culik yang bener!" peringat Dira setengah menghardik,

"baik! kali ini target pasti tidak salah lagi," akhir Pria misterius itu cepat kembali mengawasi Arissa yang tengah menatap pintu kamar operasi. Dari tadi, ia hanya duduk di sana.

Arissa bahkan tidak peduli dengan penampilannya, ia mengenakan dress putih penuh cap-cap merah darah, sorot matanya jatuh dalam kekosongan, seakan menunggu lampu merah yang tergantung di depan kamar operasi, untuk mati.

"Nona Arissa," sapa seorang pria, yang matanya terlihat bergairah melihat jejak-jejak darah yang menodai dress targetnya.

Arissa mengangkat kepalanya, ketika bayangan hitam berada di depannya, ia dengan cepat kembali berdiri, " gimana There, dokter?"

"teman nona sedang membutuhkan transfusi 3-4 kantong, apa ibu bersedia ?"

Tidak menunggu lama, Arissa memberikan anggukan setuju, "jangankan 3-4 kantong, ratusan kantong juga , saya bersedia dok,"

Pria misterius itu hanya tersenyum dan tidak menyia-nyiakan kesempatan kali ini, mengapit tangan Arissa segera, "kita ambil sekarang darahnya, lebih cepat lebih baik."

"Tapi...!" Arissa tiba-tiba teringat sesuatu, golongan darah dan There, tidak sama, "aku golongan darah A. Tapi There , O---" lanjut Arissa dengan nada sesal.

"Bisa, sekarang alat begitu canggih, A bisa donor buat O" rayu kembali pria misterius itu membujuk.

Tidak sulit untuk membujuk Arissa, dalam hitungan tiga detik, Arissa kembali setuju. Demi There.

"lalu kita kemana Dok ?" Arissa bingung sebentar ketika ia di ajak mencapai parkiran, dan di minta masuknke mobil. Rasanya mobil ini sangat familiar di mata Arissa. Tetapi Arissa tidak bisa mengingat dengan baik.

"ke PMI, buat sedot darah dulu," Jawab pria misterius, yang kemudian mendorong kuat, Arissa masuk ke dalam mobil, tersungkur ke dalam kursi penumpang belakang.

Perlakuan kasar yang tiba-tiba membuat Arissa terkejut sekaligus takut. Samar-samar ia kembali teringat, jika mobil yang ia tumpangi saat ini, adalah mobil yang menabrak There tadi pagi, pantas sangat familiar di matanya.

"Kamu! bukan dokter," Arissa menjadi kaku sebentar setelah menyadari hal ini, tangan belakangnya diam-diam mencari pelatuk pintu mobil.

Klek!

Gadis Arisan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang