Kenyataannya orang yang keliatan ceria dan humoris menyimpan kedukaan yang dalam. Kasihan dia, senyum dan canda tawanya hanya untuk membuat orang lain bahagia, sedangkan hatinya menderita.
💖💖💖
"Bunn...please..Hivi bawa mobil yaaa kesekolah...." mohon gadis yang rambut nya di sanggul itu, ia hanya meninggalkan anak rambut nya yang membuat sifat girly-nya masih tetap tampak.
"Hivi, ini jakarta, bukan Auussie, bunda belum berani ngelepas kamu nyetir sendiri." respon sang bunda, Clarissa saat sambil mengoles roti gandum dengan selai kacang coklat.
Hivi memanyunkan bibir nya.
Sang ayah-Fedrick-menghela napas, ia selalu luluh jika putri kesayangannya itu melakukan hal itu." kalo Hivi bisa nunggu ampe tahun depan, ayah janji deh bakalan beliin mobil yang kamu mau"
Mata Hivi berbinar, berbanding dengan Clarissa yang melongo.
"Hah?! Ayah serius! Yeayyyy sayanggg ayaahhh!!!" ucap Hivi yang menghambur dalam pelukan ayahnya.
"Loh, ayah gimana sih, Hivi kan belom punya sim, ntar kalo dia di tilang gimana? Hivi belum cukup dewasa buat ngendarain mobil!" tukas Clarissa.
"Sayang, Hivi pasti udah dewasa tahun besok, jadi kamu ga usah khawatir yaa." ucap Fedrick menenangkan.
"Ish bunda, lagipulaa taun depan itu lama kok." Hivi meyakinkan, ia berjalan menuju Clarissa dan mengecup pipi nya sekilas, " Hivi pamit ya bun." Hivi mencium punggung tangan Clarissa.
"Iya, hati hati, jangan lupa cari cowo ya, biar ga ngiri liat bunda ama ayah." goda Clarissa.
"Ish, bunda ngomong apasih?" timpal Hivi seraya mendelik
"Mau ayah anter gak?" tawar Fedrick.
"Boleh, sekalian Hivi mau pamerin ayah Hivi yang guanteng ini." jawab Hivi sambil nyengir.
"Pamer, pamer, emangnya ayah lukisan apa pake di pamerin segala." cemberut Fedrick.
Clarissa terkekeh, " ya udah sana, nanti Hivi telat." suruh Clarissa.
Hivi Raflecia Ebert, biasa di panggil Hivi, gadis dengan sejuta keceriaan, begitulah orang menilainya walaupun sebenarnya tidak.
Cantik, ramah, pintar, peka, tidak sombong dan semuanya ada dalam dirinya. Buktinya saja ia selalu menyanggul rambutnya tanpa berniat memamerkan rambut indahnya.
Ia lahir di Sidney, Australia.
Ibunya bernama Clarissa Ebert, berdarah Korea-prancis-Indonesia.Ayah nya bernama Fedrick Ebert, berdarah Australia-indonesia. Seorang CEO terkenal di Australia, mempunyai cabang di seluruh dunia, dan sekarang sedang ada kontrak yang memaksanya dan keluarganya pindah ke Indonesia
"Ya udah yah, Hivi sekolah dulu ya, jangan kangen inget." pamit Hivi setelah mobil sport milik ayah nya sudah sampai di depan gerbang sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) go
Teen FictionMereka mengira, Tuhan mempertemukan mereka hanya untuk menjalin cinta kemudian berakhir bahagia. Namun takdir tidak berkata demikian. Dengan yang telah digariskan, mereka tidak dipertemukan bukan untuk berkisah sebagaimana yang mereka fikirkan. 99...