33

2.9K 85 1
                                    

Jatuh cinta itu bukan didasari alasan. Apalagi materi. Cinta adalah sebuah rasa yang tulus dari dada. Sebuah kenyamanan yang datang dari hati.

💖💖💖

Kring.....

Bel pulang berbunyi. Bel yang disebut sebut pelajar sebagai bel surga itu berteriak nyaring.

"Yok, Vi. Kita pulang" ajak Meila setelah menggendong tasnya di punggung.

"Lo duluan aja Mei. Bilang ama yang lain juga. Gue mau bicarain masalah tugas kelompok." Tolak Hivi halus.

"Lo mah enak, nah gue, gue sekelompok sama curut empang" celetuk Meila dramatis.

"Gue denger kale" sahut Vio membuat Meila mencibir.

"Peduli apa. Ya udah, gue duluan ya, byeee" Meila berlari pergi.

"Lain kali tuh diginiin aja rambutnya" Maxi datang dan langsung mengacak ngacak gemas rambut Hivi.

"Ish, gara gara lo juga ini" Hivi mencebik.

"Udah lama sih. Yaudah gue duluan ya. Jangan lupa makan, lo lewatin makan siang tadi" peringat Maxi.

"Bawel, balik gih sana" Hivi mengibas ngibaskan tangannya.

Maxi pergi setelah sebelumnya mencubit hidung Hivi.

"Aciee tambah deket aja nih yee" Manda menyikut Hivi dengan sebuah cengiran di wajahnya.

"Paan Sih, Man?"

"Kita bicarainnya di cafe depan aja yuk. Gue laper" ajak Nanda.

"Ayuk" angguk Manda dan langsung menyeret Hivi.

"Ayang beb, gandeng aku aja" rengek Nanda.

"Ama Alfa noh" sahut Manda yang sudah diluar kelas.

Nanda memandang Alfa dengan memggigit bibir bawah sambil tersenyum membuat Alfa bergidik.

"Apa? Lo pegang gue, gue tampol lo" ancam Alfa yang mengikuti Manda dan Hivi.

Nanda terbahak melihat wajah Alfa seolah sedang di goda banci lampu merah.

"Gue juga masih waras kali. Woy, tungguin!!"

Bagi Hivi, tidak ada yang lebih membuatnya gugup selain makan berhadapan dengan Alfa dan mendapat panggilan dari Pak Yahya selaku guru matematika nya.

Sesekali ia menyampirkan rambutnya kebelakang telinga untuk menghilangkan gugup yang tercipta.

Sedangkan Alfa mendengus sebal, bagaimana bisa Manda dan Nanda makan bersuap suapan. Dan sesekali Nanda menghapus noda makanan diujung bibir kekasihnya.

Matanya melirik Hivi dihadapannya yang duduk disamping Manda sembari memakan stik dagingnya dengan tenang. Sangat tenang hingga Alfa menatap gadis itu dengan dalam.

"Udah dong yank, masa kita romantis romatisan depan jomblo" kikik Manda membuat lamunan Alfa buyar. Dalam hati, Alfa mengumpati pasangan tak tau tempat itu.

"Makanya, pacaran dong" sahut Nanda.

"Uhuk uhuk" Hivi tersedak dan segera meminum jus belimbingnya. Sementara Alfa menatap Nanda tajam.

"Iya, Fa. Biasanya aja, dalam satu minggu udah ganti lima kali" cibir Manda yang mengunyah makanannya.

"Sok tau lu" cebik Alfa.

"Lo juga Vi, orang udah deket gitu sama Maxi. Udah sih, jadian aja" gantian, kali ini Alfa yang tersedak spaghetti karena ucapan Manda.

"Kalian apaan sih, tapi Katanya mau bicarain tugas kelompok" Hivi segera menyudahi percakapan menyimpang itu.

(Don't) goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang