74

2.8K 119 10
                                    

Karna siapapun yang selalu tabah dan percaya ada yang lebih indah setelah masa lalu yang gundah, maka ia akan mendapatkannya. Karna pada akhirnya, semua yang berjuang akan mendapatkan apa yang selama Ini mereka perjuangkan.

💖💖💖

5 tahun kemudian....

"Dokter Alfa!"

Alfa yang saat itu tengah berlari dikoridor rumah sakit dengan jas putihnya berhenti dan menoleh kebelakang, mendapati seorang wanita dengan kemeja dan jeans ketat ditubuhnya.

"Bisa anda periksa saya? Um.. perut saya sakit dan saya merasa tidak enak badan. Bisakah?" Ucapnya dengan suara yang dibuat-buat sememelas mungkin.

"Maaf, jam saya sudah habis dan saya hanya dokter coas. Anda bisa minta dokter lain untuk memeriksa keadaan anda. Saya harus pergi sekarang." Jawab Alfa lalu segera pergi meninggalkan wanita tersebut.

"Tapi dokter, saya hanya mau bersama anda!" Teriak wanita itu, Alfa tak menghiraukannya dan terus berjalan cepat.

Ia segera memasuki mobilnya yang terparkir apik didepan rumah sakit. Segera saja ia menghidupkan mesin dan melesat pergi dari sana.

Butuh waktu lima belas menit untuk Alfa sampai didepan gedung yang berbeda. Setelah memarkirkan mobilnya, Alfa keluar. Cahaya matahari sore adalah hal pertama yang menyambutnya.

Dipicingkannya matanya kala ia memandang langit sore yang indah dengan hiasan awan putih yang bergerak lambat, membiarkan wajah tampannya yang terbilang datar dan dingin disiram cahaya jingganya.

Tak mau berlama-lama membuang waktunya, Alfa bergegas masuk kedalam gedung. Kaki-kaki panjangnya berjalan cepat sesekali berlari dikoridor-koridor dengan pintu ditiap-tiap enam meternya. Ia juga melangkah cepat menaiki tangga hingga bagian bawah jasnya yang mencapai paha berkibar dengan berkarismanya.

Disetiap langkahnya selalu ada kenangan-kenangan yang muncul, baik itu kenangan indah maupun kenangan buruk.

Ceklek!!

"Sorry, gue telat." Ucapnya saat sampai ditempat yang ia tuju.

Delapan orang yang ada disana serempak menoleh.

"Sumpah lo lama banget!" Gerutu Amy. Perutnya tampak membesar dengan lengan Justin sang suami yang memeluk posesif pinggangnya.

"Kemana aja sih?" Tanya Vio, sahabat sejak kecilnya.

"Biasa, banyak pasien palsu." Sahutnya sembari menggedik dan bergabung dengan yang lainnya.

Meila memutar bola matanya jengah. "Makanya kalo jadi orang tuh jangan berlebihan gantengnya." Cibirnya.

"Sayangnya itu udah takdir."

Baru saja akan mencibir, Cassandra lebih dulu mendahuli perkataan Amy. "Udah, udah. Kapan mulainya kalo gini terus?" Wanita yang sudah tampak lebih dewasa itu menengahi.

Mendengar itu, semua orang menghela nafas mereka. Menundukkan kepala mereka dan merapalkan doa dalam hati.

Hari ini, tepat pada hari rabu dibulan keempat yang jatuh pada tanggal dua puluh dua, adalah tepat lima tahun seseorang yang amat berarti dalam hidup mereka pergi meninggalkan mereka.

(Don't) goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang