Dan ketika niat untuk kembali mencintai datang, bayang bayang untuk kembali ditinggalkan juga ikut mematahkan.
💖💖💖
Mata Hivi membulat, terkejut melihat apa yang ada di depan pintu.
Tak jauh beda dengan Alfa yang kaget melihat sosok dibalik pintu.
"Loh Vi, kenapa? Ini siapa?" tanya Clarissa yang membuyarkan keterkagetan antara Hivi dan Alfa.
"Emmm itu bun, emmm te-temen" jawab Hivi gugup.
"Oh, kenapa ga dibawa masuk? Kamu udah lama disini?" tanya Clarissa pada Alfa.
"Ti-tiga jam tante" jawab Alfa kikuk.
Hivi membulatkan matanya tak percaya. Ngapain nih anak tiga jam disini??
"Apa? Tiga jam?? Kenapa ga ketuk pintu aja ya ampun'' histeris Clarissa.
"Saya ga tau kalo ini rumah Hivi tante. Niatnya cuma mau numpang berteduh" perjelas Alfa sopan.
"Kan kamu bisa ketuk pintunya. Ya sudah, ayo masuk" ajak Clarissa.
Alfa hanya mengangguk dan mengikuti Clarissa dari pada dia menjadi beku diluar.
Hivi minggir sedikit dari pintu agar Alfa bisa lewat dengan bebas lalu mengikuti Alfa dan bundanya.
"Loh, siapa bun?" tanya Fedrick.
"Temen nya Hivi yah" jawab Clarissa.
"Nah Vi, kamu bawa temen kamu ke kamar ya" seru Clarissa.
Hivi kembali membulatkan matanya tak percaya, "loh, kok kamar Hivi sih bun? Kenapa gak kamar tamu aja?"
"Kan tadi bunda udah bilang, kunci kamar tamu semuanya hilang, bunda lupa taro dimana"
Hivi menggaruk tengkuknya yang tak gatal "ya-ya udah deh bun" angguk Hivi akhirnya.
"Ya udah, kamu ikutin aja Hivi. Oh iya, nama kamu siapa?" tanya Clarissa yang memegang bahu Alfa.
"Saya Alfa tante. Makasih ya tante" jawab Alfa lalu bergegas mengikuti Hivi yang sudah duluan menaiki tangga.
Sesampainya dikamar, rasa canggung langsung menyeruak di seluruh penjuru kamar.
Hivi berjalan ke arah lemari untuk mengambil sebuah handuk kering "maaf, kamarnya berantakan, gue baru bangun soalnya" ujar Hivi yang memberikan handuk pada Alfa dengan kepala tertunduk.
Ingin sekali Alfa mengacak rambut Hivi gemas karna terlalu polos. Sering Alfa menjumpai cewe yang kerap kali enggan mengaku kalau dia bangun siang.
Sedangkan gadis didepannya ini beda, dengan polosnya ia mengaku tanpa ditanya kalau dia baru saja bangun tidur.
"Iya, gapapa." jawab Alfa yang mengambil alih handuk dari kamar Hivi.
"Ya udah, gue keluar dulu" baru saja Hivi berbalik, tangan nya sudah ditahan oleh Alfa.
Sumpah demi apapun yang ada didunia ini, jantung Hivi berdetak kencang.
Seakan akan ada mesin roket yang siap untuk meluncur dari dalam tubuhnya.
Entah dorongan apa yang membuat Hivi untuk berbalik ke arah Alfa.
"K-ke-kenapa?" tanya Hivi gugup setengah mampus.
"Jangan keluar dong, masa gue harus sendiri disini?" ujar Alfa.
"Trus masa gue harus nemenin lo ngeringin badan disini?"
![](https://img.wattpad.com/cover/138150548-288-k489316.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) go
Teen FictionMereka mengira, Tuhan mempertemukan mereka hanya untuk menjalin cinta kemudian berakhir bahagia. Namun takdir tidak berkata demikian. Dengan yang telah digariskan, mereka tidak dipertemukan bukan untuk berkisah sebagaimana yang mereka fikirkan. 99...