38

2.9K 85 0
                                    

Bahagia itu sederhana, hanya dengan kau bisa membuat orang yang kau sayangi tersenyum maka duniamu akan terasa indah.

💖💖💖

Mata itu terus memandangi orang yang sama sejak tadi. Mengingat bagaimana manisnya sang gadis yang mau datang ketempat yang paling ia takuti hanya untuk menyelamatkan sahabatnya yang katanya dalam bahaya, padahal itu hanya untuk mengerjainya.

Kini sang gadis berjalan riang dengan potongan kue tart yang ia bawa menuju teman temannya berada. Kegiatannya terganggu saat sofa yang didudukinya terasa lebih menurun disertai dengusan keras pertanda kesal. Alfa menoleh mendapati Vio yang duduk bersandar disampingnya.

"Nyesel gue ngikut anak anak tadi." Ucapnya.

"Cih, kerjaan lo kalo gak gangguin Meila ya ongkang ongkang doang." Alfa mencibir.

Sontak Vio duduk tegap menatap Alfa penuh protes-an. "Dia yang nyari masalah ama gue, yampun! Gue lagi yang kenak."

Alfa hanya mendengus pelan sebagai balasannya.

"Udah ah, gue mau ngasih kado dulu buat Hivi." Vio berdiri sembari mengangkat kotak kado ditangannya. Ia melirik Alfa sekilas sampai menyadari ada kado disebelah Alfa. "Lo gak ngasih?"

Alfa menoleh pada kadonya sebentar lalu kembali memainkan ponselnya. "Ntar."

Vio mendesah pelan, "habis ini gue langsung mau pulan."

"Banci aja jam segini masih mangkal." Alfa mencibir lagi tanpa mengalihkan pandangannya pada ponselnya membuat Vio mendengus keras dan pergi meninggalkan Alfa yang terkekeh.

Sementara orang yang berulang tahun, orang yang satu jam setengah lalu dikerjai malam ini berjalan riang menuju sofa yang diduduki para cecurut yang mengerjainya malam ini.

Ia mendaratkan bokongnya disamping Amy membuat sang empu menoleh sekilas lalu kembali fokus pada ponselnya. Begitupun dengan kedua temannya yang lain yang berada disofa yang berbeda.

"Eh My, kata yang lain, elo yang paling kerja keras buat pesta ini." Hivi mulai bicara.

"Emang," Amy menjawab dengan nada sombong.

"Oh pantesan, tadi pas gue gak sengaja denger, lo hampir tumbang ya?" Perkataan Hivi membuat perhatian Amy tertuju kearahnya, begitupun dengan Meila dan Cassandra yang memandang kearah sahabat orok itu ingin tau.

"Hah? Siapa yang bilang?" Tanya Amy bingung.

"Yang jelas orang." Jawab Hivi polos. Meila dan Cassandra jadi geram sendiri.

"Ah, itu ho-"

"Nih, gue bawain kue buat cabat gue. Aaaa....." belum sempat Amy menyelesaikan kalimatnya Hivi langsung menyuapkan kue itu kedalam mulutnya.

"Vwi! Apwaan sih?! Bwoong-"

"Apa? Tambah? Nih..."

Meila dan Cassandra sontak terbahak melihat Hivi dengan tampang watadosnya menyuapkan kue dengan suapan besar kedalam mulut Amy membuat pipinya gembung dan sulit untuk berbicara.

(Don't) goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang