53

2.5K 84 1
                                    

Hanya Tuhan yang tau mengapa saat kita menjauh, ada saja yang berusaha mendekatkat kita. Namun saat mendekat, ada saja yang berusaha menjauhkan kita.

~HA~

💖💖💖

'Yeay!"

Hivi bersorak senang sementara Maxi mencibir kesal disampingnya. Saat didalam mobil, pria tampan itu mendengus, melirik Hivi yang senyam senyum layaknya orang gila dengan plastik putih berlogo gramedia di pelukannya.

Untuk kesekian kalinya Maxi mencibir tanpa suara. Hivi, gadis itu bilang hanya membeli satu buku, bulshit! Nyatanya gadis itu memborong empat buku. Huh!

Setelah merasa mobil Maxi keluar dari parkiran gramedia, Hivi melirik pemuda itu lalu terkikik geli.

"Ulululu.... jangan ngambek ih! Besok gue masakin buat lo deh." Bujuk Hivi seraya menarik pipi kiri Maxi.

"Tiap hari lah! Gak adil banget sih!" Ucap Maxi dengan nada ngambek.

"Issssss," Hivi mendelik lantas mengangguk.

"Gitu dong." Maxi mengacak gemas rambut Hivi.

"Jangan pulang dulu deh, baru jam lapan jugak." Pinta Hivi.

"Jadi mau kemana?"

"Pasar malam aja gimana!" Gadis itu kembali bersemangat.

"Tapi ntar takutnya ujan, gapapa?"

"Gapapa, ayok!"

💖💖💖

"Dasar ABG labil!" Cibiran itu keluar dari mulut Mitha tatkala mengingat bagaimana Alfa merengek padanya agar menemaninya untuk jalan jalan kesebuah pasar malam.

Namun disisi lain Mitha menghela nafas lega. Akhirnya permasalahan antara Alfa dan papanya sudah diselesaikan. Tinggal pemikiran Alfa tentang masalahnya dengan 'Arka'.

Mitha berjalan menyusul Alfa yang sedang celingak celinguk memikirkan wahana apa yang harus ia naiki dahulu. Pandangannya berhenti pada wahana paling tinggi. Alfa jadi bergidik sendiri.

"Mith, kita kemana dulu?"

"Lo tunggu sini aja deh, gue mau ke toilet bentar." Kata Mitha lalu pergi tanpa persetujuan. Alfa mendengus.

Sementara itu diparkiran, Hivi sudah turun dengan Maxi. Gadis itu nampak sangat antusias melihat lampu kerlap kerlip pasar malam dihadapannya.

"Maxi ayok!" Hivi menarik tangan Maxi agar cepat cepat masuk kedalam sana.

"Ci, Ci. Ntar deh, gue mau ketoilet dulu, kebelet nih." Maxi menarik tangannya dengan tampang orang nahan hajat. Ya emang iya!

"Ck, iya deh jangan lama!" Hivi mengiyakan.

Hivi menatap sekelikingnya. Ramai, namun sedikit mendung. Angin malam juga sangat menusuk kulit malam ini membuat Hivi mengusap ngusap lengannya sendiri. Sial! Ponsel Hivi tertinggal. Bagaimana caranya menghubungi Maxi jika kehilangan.

(Don't) goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang