Meneguhkan hati saat kehilangan adalah hal paling susah untuk dilakukan. Namun sebuah kebersamaan untuk merangkul akan membuat sesuatu didepan sana adalah hadiah paling indah dialam semesta.
💖💖💖
"Morgan gimana?! Kita ketauan!" Lidya berteriak panik pada Morgan.
Setelah melihat pertikaian disekolah tadi, Lidya langsung pergi dari sana kemarkas Morgan, tempat dimana Morgan sering menghabiskan waktunya untuk membuat rencana balas dendam.
"Lo tenang aja, mereka gak akan bisa ngelacak kita." Balas Morgan santai. Ia tengah duduk di sebuah kursi kebanggaannya.
"Lo bisa tenang! Gue enggak! Gue... gue gak mau masuk pernjara. Gak, gak, gue gak mau." Gumam Lidya seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kita gak akan masuk penjara, Lidya."
"ENGGAK KALO LO CUMA DUDUK AJA DISINI! LAKUIN SESUATU, MORGAN!!!" Lidya berteriak lebih keras, ia menarik kerah baju Morgan dan menarik-nariknya kuat.
"JANGAN TERIAKIN GUE, LIDYA!" Balas Morgan dengan nada penuh peringatan. Matanya menatap tajam Lidya sebelum menghentak tangan Lidya dari bajunya.
"Tapi gue gak mau dipenjara, Gan... hiks... hiks...." Lidya mulai terisak.
"Kalau lo nggak mau, lo harus ikut gue, dan tinggalin semuanya disini." Ucap Morgan dengan suara berat.
"Ke–kemana?"
"Pergi sejauh yang kita bisa." Jawab Morgan lalu keluar dengan langkah lebar.
"Apa? Morgan, tapi..."
"Ikut gue atau lo mau dipenjara disini?"
Lidya tentu menggeleng, ia berdiri tegak dan berlari menyusul Morgan. Keduanya lalu masuk kedalam mobil Morgan. Setelah menggunakan sabuk pengaman, Morgan menginjak pedal gas dan segera meninggalkan tempatnya. Ia mengendarai mobil diatas kecepatan rata-rata dan hampir mencelakai pengendara dan pejalan kaki. Lidya sendiri menggenggam erat sabuk pengamannya sambil menutup mata.
WIU... WIU.... WIU... WIU....
Sirine mobil polisi membuat Morgan maupun Lidya sontak menoleh kebelakang, melihat dua mobil polisi tak jauh di belakang mereka.
"Sial!" Morgan mendesis. Ia lantas menambah laju mobilnya.
"Gan, ini gimana? Gue gak mau dipenjara, gue gak mau!" Lidya kembali merengek membuat Morgan tak fokus.
"Lo bisa diam gak sih?!" Kesal Morgan.
"Gimana gue bisa diam, mereka ngejar kita, Gan!"
"Mereka gak akan nangkep kita kalau lo berisik kayak gini!" Bentak Morgan yang akhirnya membuat Lidya diam.
Morgan mengambil nafas dalam-dalam, mengumpulkan kembali semua fokusnya untuk mengemudi. Ia menyalip sana-sini tak peduli, bahkan menerobos lampu merah sehingga beberapa pengendara motor harus menekan rem mendadak dan tak jarang beberapa dari pengendara motor terjatuh dan beberapa mobil harus menabrak pembatas jalan.
Namun naas, saat sampai diperempatan jalan ada beberapap mobil polisi dengan beberapa polisi yang menodongkan senjata mereka.
Morgan menekan rem seraya mengumpat. Ia keluar dari mobil untuk berupaya melarikan diri disaat bahkan mobil belum berhenti sepenuhnya. Meninggalkan Lidya yang berteriak histeris memanggil namanya.
Namun sebelum berlari lebih jauh, seorang polisi melepas pelurunya hingga mengenai kaki Morgan, melumpuhkannya ditempat.
"GUE GAK MAU DIPENJARA! GUE GAK MAU DIPENJARAA!!!!" Lidya memekik keras saat beberapa polisi menarik dirinya dengan paksa keluar dari mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) go
Genç KurguMereka mengira, Tuhan mempertemukan mereka hanya untuk menjalin cinta kemudian berakhir bahagia. Namun takdir tidak berkata demikian. Dengan yang telah digariskan, mereka tidak dipertemukan bukan untuk berkisah sebagaimana yang mereka fikirkan. 99...