Kata orang, akan ada pelangi sesudah hujan. Tapi siapa yang tau, ada badai setelah pelangi.
💖💖💖
Meila menekuk wajahnya, sementara sahabat-sahabat bangke nya tertawa nista.
"Parah sih, kek sempak aja lo digantungin. Hahaha." Itu Amy, gadis satu itu tidak tanggung-tanggung berbicara secara jujur.
"Ketawa aja terus, ketawaaa... ketawaaa deh ampe rahang lo pada lepas. Heran, seneng banget liat temennya susah." Cibir Meila.
"Tapi serius deh, Mei. Vio masa belum nembak lo juga sih? Padahal valentine-nan kalian manis banget kalo diceritain." Kata Cassandra. Ia meminum lemon juice nya akibat tenggorokannya yang kering akibat tertawa.
"Tauk! Hivi aja udah jadian." Tambah Amy.
"Diem lo bangke! Yang lo senengin dari gue jadian cuma peje, monyet!" Sahut Hivi kesal. Ia kembali menyendok brownis kemulutnya.
Siang ini sehabis pulang sekolah, keempat sahabat itu berkumpul di cafe teh Umi untuk merayakan jadiannya salah satu dari mereka. Namun, kata merayakan dalam kamus mereka diartikan sebagai makan gratis.
"Bodo ah..... Gue mending balik nungguin Bang Lay comeback ot9 aja daripada nungguin kepastian dia." Rengek Meila. Ia menendang-nendang udara dibawah meja dengan menyandarkan tubuhnya dengan kesal kearah kursi.
"Ahelah, Mei. Baru digantungin gitu lo udah uring-uringan gini, biasanya ditarik ulur ama bang Indra juga kuat." Sindir Amy.
"Bangsat! Sini lo!" Langsung saja Meila melempar buku menu kearah Amy yang tertawa nista, bahagia melihat Meila bertambah merana.
"Sabar aja si Mei. Sapa tau lagi otw. Bikin kata-kata atau surprise mungkin." Cassandra satu-satunya yang memberikan satu-satunya masukan positif terhadapnya.
Hivi? Gadis itu tengah meratapi nasib dompetnya yang sekarat karna di peras habis-habisan oleh Amy. Memang sepertinya teman seperti Amy harus dimusnahkan sekali-kali.
"Tapi kapan, Cas? Keburu biksu tong ketemu sama kitab saktinya." Cerocos Meila asal. Ia sudah lelah, sudah banyak kode yang ia beri pada Vio namun tak pernah digubris oleh cowok satu itu.
"Bodo ya, nyet. Selama apapun sempak di gantung bakal tetep diambil." Sahut Amy.
"Iya, kalo gak jatoh ditiup angin ya diambil orang."
💖💖💖
Vio mengacak rambutnya frustasi. Ia berjalan mondar-mandir didepan Alfa. Hingga cowok yang belum lama menembak tambatan hatinya itu mendengus lelah.
"Ya kalo mau nembak, nembak aja si. Lo nembak dalam artian nyatain perasaan, bukan mau eksekusi orang!" Seru Alfa jengkel.
Ia lebih memilih berbaring diatas ranjangnya. Melihat Vio yang mondar-mandir begitu membuat kepalanya pusing.
"Lo mah enak bilangnya, nyet! Terakhir kali gue nembak cewek, ceweknya nampar gue." Ucap Vio yang masih melakukan kegiatannya.
"Heh, batang kecambah! Yaiyalah lo kena tampar, orang lo nembaknya pake ngasih bunga kamboja! Lu kata mau jiarah?!" Alfa bertambah kesal. Apalagi mengingat ketololan yang dilakukan sahabatnya saat kelas delapan itu. Menyatakan perasaannya didepan siswa lainnya dengan menyerahkan bunga kamboja, tumbuhan yang banyak ditanam dipemakaman. Sontak saja satu sekolah menertawakannya, satu tamparan mendarat mulus dipipinya kala gadis yang ditembaknya keciprat malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) go
Teen FictionMereka mengira, Tuhan mempertemukan mereka hanya untuk menjalin cinta kemudian berakhir bahagia. Namun takdir tidak berkata demikian. Dengan yang telah digariskan, mereka tidak dipertemukan bukan untuk berkisah sebagaimana yang mereka fikirkan. 99...