Bahagia memang datang dengan sederhana, namun akan kembali hilang dengan kesederhanaan yang sama.
💖💖💖
Hari ini sekolah kembali dilaksanakan.
Bukannya keluhan Alfa malah mengumbar sebuah senyuman lebar, tak henti-hentinya Alfa perlihatkan disepanjang perjalanan. Dari mulai bangun tidur, sampai saat ia berdiri disebuah rumah bercat cream.
Ditekannya bel di pintu sebanyak dua kali. Senyumnya kian lebar saat yang membukakan pintu adalah seseorang yang membuatnya tersenyum sepanjang hari.
"Hai, lo mau sarapan dulu?" Sapa Hivi. Gadis pemilik rumah.
Alfa menggeleng, "udah tadi dirumah. Kita langsung berangkat aja gimana?"
Tin! Tin!
Belum sempat Hivi menjawab, sebuah motor besar berhenti tepat disebelah mobil Alfa. Sang pengendara tentu saja seorang lelaki, hanya saja seragamnya berwarna putih-donker.
"Pagi kakak ipar! Anna nya ada?" Lelaki itu membuka helm full face nya dan menampilkan sebuah cengiran lebar.
"Eh, Angga? Iya Anna nya ada. Bentar ya kakak panggilin. An! Anna ada temen kamu nih!" Panggil Hivi.
Anna yang sudah siap menghabiskan sarapannya segera mendekati Hivi.
"Siapa kak?"
"Tuh," Hivi menunjuk Angga dengan dagunya.
Anna seketika melotot. "Lo?! Ngapain disini?!" Segera saja gadis berkuncir dua itu menghampiri Angga.
"Jemput calon pacar lah. Ngapain lagi?" Jawab Angga enteng, membuat semburat merah menghiasi pipi Anna.
"Ish, lo apa-apaan sih? Gak, gue gak mau sama lo!" Tolak Anna mentah-mentah.
"Anna, kamu apa-apaan sih? Temennya kok digituin? Dia udah repot-repot jemput kamu loh." Tegur Hivi dengan nada menggoda.
"Tapi kak......" Anna memelas.
"Bener tuh kata cakapar!" Sahut Angga.
"Hah? Apaan tuh cakapar?" Tanya Alfa heran.
"Calon Kakak Ipar dong!" Jawab Angga. "Eh, ini pacarnya cakapar ya?"
"Bukan," jawab Alfa cepat.
Dan saat itu juga Hivi merasakan hatinya tertusuk tombak.
"Sama kayak lo, juga calon." Sambung Alfa, spontan wajah Hivi ikut merona.
"Oh, kalo gitu semangat bang! Kita sama-sama berjuang mendapatkan hati kedua kakak beradik yang manis ini!" Seru Angga berapi-api. Seolah-olah sedang mengadakan kampanye pemilihan presiden.
"Awww!" Namun kobaran semangatnya seketika berhenti kala sebuah cubitan pedas mendarat di lengannya.
"Banyak omong lo! Cepetan jalan!" Anna akhirnya luluh. Ia tak mau terus-terusan merona, apalagi didepan Hivi dan Alfa.
"Oke siap, Annaku sayang—awww!"
Tak mau menimbulkan ruam merah akibatnya sendiri, Angga dengan cepat melajukan motornya membuat Anna tersentak kebelalang dan dengan refleks memeluk pinggang Angga.
MO—DUSSHH!!!💦💦💦
Hivi dan Alfa hanya geleng-geleng kepala sambil terkikik geli melihat dua orang sejoli itu
"Berangkat sekarang?"
"Yuk."
Setelah berpamitan, mereka tancap gas menuju sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) go
Teen FictionMereka mengira, Tuhan mempertemukan mereka hanya untuk menjalin cinta kemudian berakhir bahagia. Namun takdir tidak berkata demikian. Dengan yang telah digariskan, mereka tidak dipertemukan bukan untuk berkisah sebagaimana yang mereka fikirkan. 99...