Pernyataan cinta bukan tentang siapa yang paling sering ada. Namun tentang siapa yang selalu ada.
💖💖💖
Hivi menghentikan mobilnya didepan gapura perumahannya. Ia mengernyit heran ketika melihat satpam yang menjaga disana sedang memarahi seorang Gadis berpakaian lusuh serta membawa sebuah karung yang digantung dipunggungnya.
Hivi segera keluar dari mobil dan menghampiri satpam dan anak perempuan tersebut.
"Maaf pak Dadang, ini ada apa ya?" Tanya Hivi pada satpam tersebut.
"Ini neng, bapak bilangin jangan mulung disini dia tetep aja kesini!" jawab pak Dadang menahan marah sambil menunjuk gadis didepannya.
"Tapi Anna cuma mau ambil botol botol aja kok, ga lebih." jawab perempuan bernama Anna itu sambil menuduk menahan tangis.
Hivi berjongkok menyamakan tingginya pada gadis berusia 13 tahun itu.
"Alah, jangan percaya neng. Anak kayak gini selalu ngomong gitu, Tapi kenyataannya boong." tukas pak Dadang.
Hivi mendongak menatap pak Dadang "Tapi sifat setiap orang itu berbeda pak."
Pak Dadang mendadak bungkam akan kata kata Hivi.
"Jadi nama kamu Anna?" Tanya Hivi lembut. Berusaha membuat Anna tak ketakutan.
Anna mengangguk.
"Anna ikut kakak yuk." ajak Hivi mulai berdiri menggandeng tangan Anna.
"Kemana kak?" Tanya Anna bingung.
"Udah ikut aja, " Hivi menoleh kearah pak Dadang. "pak, biar Anna saya yang tanggung jawab."
"Apa dia Gak bakal ngerepotin eneng?" Tanya pak Dadang.
"Enggak kok. Ayo Anna!" Hivi menuntun Anna masuk kedalam mobil.
Hivi menjalankan mobil nya dengan kecepatan sedang.
"Kenapa Anna yang kerja? Kenapa Anna ga sekolah?" Tanya Hivi.
Anna menunduk dan terisak membuat Hivi shock.
"Loh, kamu kok nangis? Apa kakak salah ya?"
Anna mengangguk.
"Anna udah ga sekolah kak, Anna ga punya biaya. ayah Anna udah meninggal dua hari yang lalu. Anna harus cari uang buat makan sehari hari." Jawab Anna menahan isakannya.
"Ya ampun... ibu kamu kemana?" Hivi bersimpati.
"Ibu Anna pergi ga tau Kemana sejak ayah Anna sakit." jawab Anna lagi.
"Ya udah, kamu ikut kakak pulang ya." ajak Hivi.
Anna mendongak menatap Hivi tak percaya.
Hivi tersenyum penuh arti pada Anna, lalu mengangguk mantap.
"Iyah. Mulai sekarang, kamu ga usah kerja lagi. Kamu mau Kan jadi adeknya kakak?" Tanya Hivi.
Anna masih diam. Ia berusaha mencerna kata Kata Hivi.
"Oke, Kita sampai. Turun yu!" Hivi turun dan memasuki rumah disusul Anna yang masih ragu.
"Assalamu'alaikum bundaaa...." teriak Hivi pada saat memasuki rumah.
"Walaikumsalam sayang." jawab Clarissa mendekati Hivi.
Hivi mencium punggung tangan Clarissa. Clarissa heran dengan kehadiran Anna dibelakang Hivi.
Ia menatap Hivi seolah bertanya-itu-siapa?
Hivi yang peka Akan hal tersebut, langsung menrik Anna agar mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) go
Подростковая литератураMereka mengira, Tuhan mempertemukan mereka hanya untuk menjalin cinta kemudian berakhir bahagia. Namun takdir tidak berkata demikian. Dengan yang telah digariskan, mereka tidak dipertemukan bukan untuk berkisah sebagaimana yang mereka fikirkan. 99...