Aku tau rasa ini tak terbalaskan, ketika aku diam dan memilih untuk tak melakukan apa apa.
Namun sungguh aku berjuang untukmu.~Anonym~
💖💖💖
"Vi, lo kenapa tadi?" tanya Meila ketika melihat Hivi yang masuk kelas dikarenakan bunyinya bel.
"Gue gapapa, kepala gue tadi pusing aja, ditambah dengan keadaan kelas." Hivi menggeleng gelengkan kepalanya lalu duduk di tempatnya.
"Lo marah ya sama gue Vi?" kali ini Lidya yang bersuara.
"Enggak Lidyaaaa..." jawab Hivi lembut.
"Eh vi!" Panggil Vela yang duduk disamping Hivi.
"Iya Vel?"
"Tadi gue ketemu sama kak Dio, trus dia pesen ama gue buat bilang ke elo kalau lo disuruh ngumpul pas pulang." jawab Vela panjang lebar.
"Oh, makasih."
"It's okay."
Hivi mengirim pesan lewat grup akustik yang mereka buat, ralat yang Dio buat.
Grup ga niat
(Akustik)HiviRafleciaE
Sorry gue ga bisa ikut, gue lagi ga enak badan.
Kasih tau gue di grup aja nanti.💖💖💖
"Bundaaaaaa.... " Sesampainya di rumah, Hivi langsung menghambur ke pelukan Clarissa yang sedang membaca majalah di depan tv.
Clarissa langsung menyambut anaknya itu yang langsung tiduran dipahanya.
"Kenapa sayang?" tanya Clarissa sambil mengusap lembut rambut Hivi.
"Biarin kek gini aja bun, Hivi nyaman." gumam Hivi yang menutup matanya.
Tak lama kemudian Hivi tertidur dan Clarissa melanjutkan mambaca majalahnya.
16.48
"Ayah pulangggg-"
Fedrick yang tadinya bersemangat memasuki rumah langsung diam dan terhenti ketika Clarissa melemparnya dengan banyak sofa.
"Sssttt anak kamu tidur ini." Calrissa malotot tajam kearah Fedrick.
"Udah ngebut ngebutan naik mobil biar datangnya lebih awal, malah dilemparin bantal." manyun Fedrick sambil duduk di sofa seberang Clarissa.
Bukannya mendapat tatapan iba dari istri tercinta, Fedrick malah mendapat pelototan gratis Clarissa.
''Kamu ngebut? Siapa suruh kamu ngebut ngebut hah? Kalo nanti kenapa napa gimana?" celoteh Clarissa.
Mendengar ada keributan, membuat tidur Hivi terusik, ia menggeliat dan duduk sambil mengucek matanya.
"Ayah. Kapan pulang?" tanya Hivi yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya.
"Baru aja sayang. Maaf ya udah ganggu kamu." jawab Fedrick yang berpindah tempat duduk disamping Hivi lalu mengelus rambut putrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) go
Teen FictionMereka mengira, Tuhan mempertemukan mereka hanya untuk menjalin cinta kemudian berakhir bahagia. Namun takdir tidak berkata demikian. Dengan yang telah digariskan, mereka tidak dipertemukan bukan untuk berkisah sebagaimana yang mereka fikirkan. 99...