Jangan salahkan aku jika Terkadang aku seperti orang yang tak punya hati.
Toh, aku juga sudah tidak punya hati lagi.~Alfa~
"Alfa, lo kenapa?" Mitha yang melihat Alfa bergeming dengan masih menempelkan gangang telpon pada telinganya memutuskan untuk memukul pelan bahunya.
Alfa tak merespon. Ia hanya menjatuhkan gangang telpon begitu saja lalu berlari menaiki anak tangga dan memasuki kamarnya dengan membanting pintu.
Mitha memilih untuk memungut telpon itu dan menempelkannya pada telinganya.
"Alfa, aku minta maaf"
Mitha terdiam sampai akhirnya ia membuka suara.
"Kata maaf ga akan bisa nyatuin yang udah hancur. Kata maaf juga gak bisa ngubah masa lalu. Andai kata maaf itu bisa, semua orang udah bersih dari dosa walaupun udah dilakuin berkali kali. Alfa udah bahagia sekarang. Dia udah punya seseorang yang bisa ngisi hatinya. Dan yang pasti orang itu akan selalu ada dan pastinya tidak akan pergi kemudian berkhianat. Selamat siang" Dengan kasar, Mitha meletakkan gangang telpon itu ketempatnya.
Nafasnya memburu menahan marah. Walaupun Alfa dan Mitha adalah sepupu yang paling sering tidak akur, mereka Sebenarnya saling menyayangi.
Pernah Alfa membuat seorang cowok di SMP Mitha masuk rumah sakit karna telah menggangu Mitha.
Mitha juga selalu ada di saat saat terburuk Alfa. Menghibur sampai Alfa bisa melupakan kesedihannya.
Dan sekarang ia tak mau usahanya membuat Alfa kembali ceria berantakan karna orang yang telah merusak Alfa hingga sampai seperti ini.
Dulu Alfa tidak mengenal yang namanya playboy. Bahkan lelaki itu tak Pernah mau berurusan dengan makhluk yang satu itu.
Sampai akhirnya ia bertemu dan memberikan hatinya pada orang yang salah.
Jangan salahkan Alfa jika ia berbuat semaunya tanpa melakukannya dengan hati. Toh, hatinya juga sudah tidak ada lagi.
"Mitha, kamu kenapa?" Lamunan Mitha buyar saat sapaan dari suara yang sangat familiar di telinga Mitha membuatnya mebalikkan badan.
Mitha tersenyum tipis "gapapa tante. Mitha ke kamar ya tan" Mitha langsung berjalan cepat menaiki anak tangga dimana kamarnya berada.
Setelah mendengar suara khas pintu tertutup, Vania menghela napas lelah.
Ia mendengar semuanya. Ia tau ini semua akan terjadi. Ia hanya ingin kedua anaknya akur kembali. Ibu mana yang tahan melihat anak anaknya seolah tak Pernah bertemu sebelumnya. Padahal mereka dibesarkan pada rahim yang sama.
💖💖💖
"Pagi cantikkkk" Sapa Maxi saat berpapasan dengan Hivi dikoridor.
"Hmm" Hivi hanya menggumam tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang ada ditangannya.
"Ci....."
"Hm"
"Cia.."
"Hm"
"Ciiiaaaaa....."
"Hmm"
Maxi berdecak sebal. Ia saat benci dimana Hivi sudah berhadapan dengan buku.
![](https://img.wattpad.com/cover/138150548-288-k489316.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) go
Teen FictionMereka mengira, Tuhan mempertemukan mereka hanya untuk menjalin cinta kemudian berakhir bahagia. Namun takdir tidak berkata demikian. Dengan yang telah digariskan, mereka tidak dipertemukan bukan untuk berkisah sebagaimana yang mereka fikirkan. 99...