Sebisa mungkin aku menghindari tatap matamu, pada akhirnya aku akan tenggelam dalam indahnya netramu.
💖💖💖
Puas dengan lempar kaleng, Alfa menarik tangan Hivi kesebuah stand memanah.
Ada rona merah samar menjalar diwajah Hivi saat tangan besar Alfa menggenggam dan menarik lembut tangan mungilnya.
Alfa melepas genggamannya setelah sampai ditujuannya.
"Mau main mas?" Seorang pemuda pemilik stand bertanya.
"Iya," Alfa mengangguk.
Pemuda itu mengambil tiga anak panah dan menyerahkannya pada Alfa.
"Fighting, Fa!" Pekik Hivi memberi semangat. Detik berikutnya pipinya merona saat Alfa tersenyum padanya. Antara malu dan senang.
Alfa memfokuskan pandangannya kearah lingkaran warna merah yang menjadi pusat lingkaran besar.
Whussss
Whussss
Whussss
Hivi memekik keras saat tiga anak panah itu tertancap sempurna pada pusat lingkaran merah. Alfa sendiri tersenyum bangga melihat hasil kerjanya.
Ah, melemparkan jarum tembak ke foto Vio tepat pada hidungnya saat sedang kesal ada gunanya juga.
Sang pemuda hanya tersenyum kagum dan menawarkan apa saja yang menjadi hadiannya.
Alfa melihat Hivi yang memandang seluruh hadiah yang ada dengan tampang berfikir. Alfa ikut mengedarkan pandangannya memilih hadiah apa yang menarik perhatiannya. Namun yang menarik perhatiannya hanyalah gadis berbaju pink dengan cepolan khas rambutnya yang ada didepannya saat ini. Katakan padanya apa yang harus ia lakukan agar bisa memenangkan gadis manis ini.
Kening Alfa berkerut samar saat perhatian sang gadis terfokus pada satu titik. Alfa mengikuti arah pandangnya dan menemukan boneka panda dengan warna hijau-putih dengan bulu bulu yang lembut menggantung disamping stand.
"Bang, saya mau ambil boneka itu." Tanpa mengulur waktu lagi Alfa menunjuk boneka itu.
Pemuda pemilik stand itu mengangguk dan mengambilkan apa yang Alfa mau. Lamunan Hivi yang terfokus pada boneka itu ambyar seketika. Helaan nafas kecil keluar dari sela bibir mungilnya. Ia hanya menunduk memainkan kaki boneka pinguin yang masih dipelukannya, tak menyadari kehadiran Alfa yang lebih dekat didepannya.
Alfa berdehem kecil membuat Hivi spontan mendongan dan terlonjak kecil melihat Alfa begitu dekat didepannya. Dalam keadaan begini, Hivi merasa kecil. Tingginya yang hanya sedada Alfa membuatnya harus mendongak menatap manik gelap milik Alfa.
"Lo.... mau?" Alfa menawarkan boneka yang ada pada tangannya.
Hivi menatap boneka itu dan Alfa bergantian. Bibir bawahnya ia gigit menunjukkan keraguan.
"Udah, ambil aja. Anggap aja ini hadiah karna lo udah nemenin gue malam ini." Alfa semakin mendekatkan boneka itu pada Hivi dengan senyuman menawannya. Hivi sempat terhipnotis melihat kedua lesung pipi dan gigi gingsulnya.
"Tapi..... gue keliatan maruk banget ambil sekali dua." Hivi mencebikkan bibirnya.
"Terus?" Alfa mengangkat sebelah alisnya sambil terus menatap Hivi. Ditatap seperti itu membuat Hivi kehilangan tenaganya, kakinya lemas dan terasa seperti jeli sekarang. Satu satunya hal yang membuat Hivi bertahan hanya dengan menghindari mata gelap itu.
"Ummm.... gini aja deh, boneka ini gue ambil, dan boneka ini lo yang ambil." Hivi mengambil boneka panda di tangan Alfa dan menyerahkan boneka pinguin yang ada dipelukannya ketangan Alfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) go
Teen FictionMereka mengira, Tuhan mempertemukan mereka hanya untuk menjalin cinta kemudian berakhir bahagia. Namun takdir tidak berkata demikian. Dengan yang telah digariskan, mereka tidak dipertemukan bukan untuk berkisah sebagaimana yang mereka fikirkan. 99...