55

2.8K 87 1
                                    

Mereka bilang sekarang zaman dimana sudah cemburu tanpa ikatan. Tapi tanpa sadar dia yang sudah mengukir namanya dihati ini membuat rasa cemburu itu ada saat ia menghampiri hati lain.

~HV~

💖💖💖

Latihan sudah selesai sejak tiga puluh
menit yang lalu, Hivi masih berdiri di pagar pembatas lantai dua. Menatap kosong kearah bawah, fikirannya melayang ke kejadian dua hari lalu, dimana dirinya dan Alfa bersenang-senang dipasar malam. Sejak saat itu, mereka tak pernah bertemu lagi.

Bukan, bukan, mereka masih bertemu, namun jarang. Hivi sendiri tak tau apa yang terjadi pada dirinya, ia selalu menghindar tanpa sebab saat melihat Alfa.

Helaan nafas lelah nan panjang keluar dari bibir mungilnya. Detik berikutnya sebuah tepukan dipundaknya membuat Hivi menoleh.

"Hai." Sapanya. Seorang pemuda yang sering Hivi lihat tapi tak tau namanya siapa.

"Hai." Balas Hivi berusaha tersenyum.

"Hivi ya?"

Hivi mengangguk.

"Gue Radit, sahabatnya Audrew."

"Gue tau lo, tapi gak tau nama lo."

"Lo temen deketnya Audrew di akustik kan?" Tanya Radit itu.

"Bukan cuma gue, kita semua deket kok." Ralat Hivi yang kembali ke posisi awalnya.

"Iya sih, tapi lo beda. Dia nganggep lo lebih dari sekedar itu. Lo itu spesial buat dia. Lo tau? Semenjak ketemu lo dia jadi lebih sering ketawa."

"Maksud lo?" Hivi memandang Radit itu mengernyit tak mengerti.

Radit menghela nafas sejenak lalu membalas, "Kayaknya...... Audrew lagi butuh lo."

Tanpa menunggu Hivi lagi, Radit menarik tangan Hivi kearah kantin. Hivi yang tak tau apa-apa hanya diam mengikuti Radit.

Mereka berhenti di depan pintu kantin. Dan Radit menunjuk kedalam kantin dengan dagunya.

Hivi melihat kearah yang dimaksud Radit, disana ia melihat seorang cowo yang dikenalnya tengah duduk disalah satu kursi kantin membelakanginya dengan wajah tertunduk.

Kembali Hivi menatap Radit dengan heran, namun Radit memberi kode agar Hivi mendekatinya. Hivi mengerti dan berjalan mendekati Audrew diikuti Radit dibelakangnya.

Saat sampai dibelakang Audrew, Hivi memandang Radit lagi yang dibalas anggukan oleh Radit.

'Hey, "Hivi menepuk singkat Audrew membuat lelaki bersurai coklat itu menoleh.

"Vi.."

Hivi hanya tersenyum dan duduk disisi lain meja. Sedangkan Radit menyandar dimeja belakang Audrew.

"Sendiri aja." Ucap Hivi basa basi. Audrew membalasnya dengan senyuman terpaksa.

"Kenapa? Hm?" Akhirnya Hivi memberanikan diri untuk bertanya.

Audrew menghela nafas panjang, "gue ditolak."

Hivi ingin tertawa rasanya, baru kali ini ia melihat tampang seseorang yang ditolak rasanya. Ah, Hivi berasa ada didalam novel fiksi. Sementara Radit dibelakangnya geleng-geleng kepala.

(Don't) goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang