Lalu aku harus bagaimana? Sudah ku coba untuk melupakannya, namun ingatan tentangnya kian membara. Tetapi disaat aku membiarkannya, dia dengan lancang muncul kapan saja membuat luka ditiap sisinya. Dan pada akhirnya, apapun yang aku lakukan untuknya hanya berujung luka.
💖💖💖
"Jadi lo udah jadian?" Vio bertanya kepada Alfa yang ada disampingnya. Kedua tangan mereka masing-masing memegang tumpukan buku paket untuk dikembalikan ke perpustakaan.
"Belum, tapi kayaknya gak lama lagi." Jawab Alfa, kepalanya menoleh kearah Vio. "Lo kapan?"
"Sialan lo. Gue juga bentar lagi. Tunggu aja tanggal mainnya." Sahut Vio sombong. Membuat Alfa mendecih.
"Perlu dirayain nih, sobat gue tobat jadi player, hahaha." Kata Vio.
"Tch.."
"Eh, tapi bener lo udah tobat kan? Hivi gak lo jadiin pelampiasan doang kan?" Tanya Vio dengan nada serius.
"Ya enggak lah goblok! Suka gak nipak kalo ngomong lo ye!" Sembur Alfa kesal.
"Hahaha.... ya who know aja kan." Vio tertawa jahil membuat Alfa mendengus jengkel.
Mereka masuk ke perpustakaan dan meletakkan buku paket ke rak yang telah ditentukan.
"Nah, kan lo udah tobat sana. Supaya lebih mabrur, lo minta maap sana ama mantan-mantan lo yang kalo di loakin bisa beli nasi padang dua tahun." Vio berujar lagi.
"Lo kata gue mau haji, pake mabrur segala." Timpal Alfa.
"Ya gituan lah pokoknya. Buru lah, sebelum karma datang. Hahaha." Vio tertawa keras membuat Alfa dengan cepat mengambil buku yang berada didekatnya dan melemparnya pada Vio.
"Sialan lo!"
"Weksss... ga kena! Hahaha...." Vio berlari menghindar, ia berhenti sebentar dan menjulurkan lidahnya mengejek Alfa lalu kembali berlari saat melihat Alfa kembali meraup buku yang ada disampingnya dan melemparnya pada Vio.
Bukannya mengenai Vio, buku tersebut malah mengenai seorang gadis yang hendak keluar dari perpustakaan. Takut ketahuan, Alfa bersembunyi dibalik rak.
"Aduh! Siapa sih?! Iseng amat!" Gadis itu mennggerutu dan menoleh kebelakang sambil memusut-musut kepala belakangnya.
Alfa sedikit kaget saat tau gadis itu adalah salah satu mantan pacarnya dulu. Alfa memperhatikan mantannya itu lebih lanjut. Ketika gadis itu tak menemukan sang pelaku pelempar, ia kembali membalikkan badan. Namun saat berbalik, ia malah menabrak seseorang membuatnya terjatuh kebelakang.
Alfa menutup mulutnya menahan tawanya yang hendak tersembur.
"Aduhhhhh..... sakit tauuuu!!!!!" Gadis itu kembali menggerutu.
"Eh, maaf, maaf. Gue gak sengaja. Soalnya gue gak liat ada lo." Ucap sang penabrak. Gadis itu mendongak dan mendapati seorang lelaki didepannya.
"Ayo sini, gue bantu." Lelaki itu menjulurkan tangannya hendak membantu sang gadis, gadis itu menerima uluran tangan lelaki dan berusaha berdiri.
"Thanks." Ucap sang gadis.
"Harusnya gue yang minta maaf. Lo gapapa kan?" Tanya lelaki itu.
"Gue gapapa kok." Dan selanjutnya obrolan itu berlanjut panjang.
Alfa memperhatikannya dari jauh. Ia sedikit berfikir mengenai perkataan Vio tadi. Alfa kembali mendongak saat mendengar lelaki mengajak mantannya itu untuk mengobrol di kantin sambil makan siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) go
Teen FictionMereka mengira, Tuhan mempertemukan mereka hanya untuk menjalin cinta kemudian berakhir bahagia. Namun takdir tidak berkata demikian. Dengan yang telah digariskan, mereka tidak dipertemukan bukan untuk berkisah sebagaimana yang mereka fikirkan. 99...