Cinta itu emas, persahabatan itu permata, jika kau selalu bersyukur dan menjaga keduanya, selamat, kau telah mendapatkan berlian.
💖💖💖
Cassandra memandang lurus keluar jendela. Pandangannya kosong menatap hamparan rumput hijau di samping rumahnya bersama Heru. Sudah lebih dari sepuluh menit Cassandra seperti ini.
Dibelakang, Heru melihatnya. Ia mengeluarkan nafas dan berjalan menuju wanita yang sudah menjadi istrinya itu. Sejak pulang dari rumah sakit tiga hari lalu, wanitanya itu lebih banyak merenung.
Tangan Heru terangkat memeluk Cassandra dari belakang, dapat Heru rasakan tubuh yang tengah dipeluknya ini sedikit tersentak.
Keduanya terdiam cukup lama, sampai Cassandra membuka suaranya.
"Maaf..." ujarnya sendu.
Mata Heru yang tadinya terpejam menikmati angin sore dibahu Cassandra sontak terbuka dan menolehkan kepalanya. Butuh waktu beberapa detik untuk Heru paham.
Heru tersenyum dan mengeratkan pelukannya. "Kenapa harus minta maaf, sayang?"
"Maaf aku gak bisa ngasih kamu keturunan." Cassandra menunduk menyembunyikan air matanya.
Heru melepas pelukannya dan membalik Cassandra agar menghadap dirinya kemudian meletakkan kedua tangannya dibahu Cassandra. "Hei, apa aku bilang kalau aku nikahin kamu buat keturunan?"
Cassandra menggeleng.
"Apa aku bilang kalau aku nikahin kamu buat milikin anak?" Tanya Heru.
Cassandra menggelengkan kepalanya lagi yang masih menunduk.
"Enggak kan? Aku udah janji dihadapan Tuhan, orang tua dan sahabat-sahabat kita kalau aku akan menerima kamu dikeadaan paling bawah sekalipun dan gak akan pernah ninggalin kamu. Aku adalah laki-laki bodoh jika itu beneran kejadian, karna kamu adalah wanita yang menemani aku dari lahir, dan sampai aku menghembuskan nafas terakhir." Tangan Heru terangkat mengangkat dagu Cassandra agar mendongak kearahnya. Dilihatnya istri tercintanya itu banyak meneteskan air mata hingga membentuk mata air kecil dipipinya. Ibu jari Heru kemudian dengan lembut mengusapnya, senyum hangatnya tak pernah luntur.
"Kalau kamu mau, kita bisa adopsi anak. Banyak anak diluar sana yang butuh kasih sayang orang tua, banyak juga orang-orang tak bertanggung jawab diluar sana menyianyiakan anak mereka. Mungkin Tuhan gak nunjuk kita buat punya anak sendiri, tapi merawat seorang anak yang butuh kasih sayang kita." Ujar Heru lagi.
Hati Cassandra menghangat, tangisnya pecah. Bukan sebab ia bersedih, tetapi ia bahagia karna Tuhan memilih Heru sebagai pendamping hidupnya. Langsung saja Cassandra memeluk erat lelakinya dan menumpahkan semua bebannya disana.
"Never leave me alone."
"Never."
Keduanya larut dalam sebuah pelukan hangat. Melupakan sebuah kertas diatas amplop coklat yang menjadi awal kesedihan Cassandra. Dimana disana tertulis bahwa Cassandra tidak bisa memberikan Heru keturunan.
Cassandra takut kalau-kalau Heru berpaling darinya dan mencari wanita yang bisa memberikannya anak dan meninggalkannya sendirian. Cassandra tidak mau itu terjadi.
Namun kini Cassandra tau bahwa Heru amat sangat mencintainya, juga seluruh yang ada pada dirinya. Bukan karna kenapa, tapi apa adanya. Cassandra berharap, semuanya akan selalu sama sampai ia menutup mata dan tak pernah membukanya. Bahkan ia akan tetap mencintai suaminya itu sampai dipersidangan Tuhan dikemudian hari.
Mungkin ini cara Tuhan untuk mengajarinya cara bersyukur atas apa yang dimilikinya. Sekecil apapun itu, karna sebuah kemalangan paling parah pun mengandung hikmah paling indah jika kita mensyukurinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) go
Teen FictionMereka mengira, Tuhan mempertemukan mereka hanya untuk menjalin cinta kemudian berakhir bahagia. Namun takdir tidak berkata demikian. Dengan yang telah digariskan, mereka tidak dipertemukan bukan untuk berkisah sebagaimana yang mereka fikirkan. 99...