Terkadang gak semua pertanyaan bisa dijawab. Selalu ada yang tersisa satu, seperti: mengapa rasa itu datang lagi setelah sebelumnya pernah dikecewakan dengan rasa yang sama?
💖💖💖
~A~
Deg.
Lagi lagi Hivi tertangkap basah tengah melirik Alfa yang duduk dikantin.
Hivi cepat cepat memalingkan wajahnya yang memerah karna malu.
Oh ayolah, jangan salahkan Hivi atas hal ini. Salahkan matanya yang entah kenapa tak bisa lepas dari Alfa.
"Vi, lo kenapa?" Tanya Lidya membuat Hivi kaget.
"Gapapa kok." jawab Hivi gugup.
"Eh, hari ni, nginep dirumah gue yuk!""Setuju! Udah lama tau gak kita ga piyama party bareng." Cassandra mengangguk antusias.
"Boleh, nyokap gue juga lagi kagak dirumah. Masa gue sendiri dirumah. Jomblonya ngenes bat ampunnn..." sahut Meila.
"Kalau kita sih yes gak?"
"Yoi!" Amy dan Lidya bertos ria.
"Berhubung kita cuma punya dua mobil, gimana kalo nanti gue sama Lidya pake mobil gue, dan lo bertiga sama Hivi. Kan rumah gue sama Lidya searah tu, dan rumah lo bertiga juga searah. Selesai..." papar Cassandra panjang lebar.
"Semerdeka lo aja deh Cas." respon Amy yang menyudahi makanannya.
"Ya udah, kelas yuk, udah mau bel." Hivi berdiri dari kursinya diikuti teman temannya.
"Okey, gue duluan ya. Dan lo Cas, gue titip Justin. Kalo dia genit, tendang aja 'itu'nya. Gue ikhlas." ujar Amy sambil berlalu masuk kekelasnya.
"Hahaha aman itu!" Cassandra mengacungkan jempolnya.
"Kita duluan ya Cas." pamit Meila mewakili Lidya dan Hivi karna memang kelas mereka bertetangga.
"Oke!" jawab Cassandra.
Hivi mendudukkan dirinya dikursi. Matanya lagi lagi menangkap sosok Alfa yang mukanya masih datar dan cuek.
"Woi!" Lidya megejutkan Hivi dengan memegang pundak Hivi.
"Eh. Apa?"
"Nape lu?" Tanya Lidya.
"Ga-gapapa kok"
Lidya menggangguk. Namun rautnya masih penasaran, entah ia yang berlebihan atau memang benar kalau Hivi sejak tadi memperhatikan Alfa. Tetapi Lidya tak ambil pusing, ia berhenti berfikiran demikian saat guru bahasa Indonesia memasuki kelas.
Kring.... kring.....
Setelah berkutat dengan buku bahasa Indonesia selama 120 menit, bel pulang berbunyi membuat siapapun yang menunggunya mengucap syukur.
"Eh, Nanti kita kemana enaknya." Tanya Lidya di perjalanan ke parkiran.
"Kemana aja yang penting, heppy." jawab Meila.
"Hahaha Amy sama Cassandra lagi ngomel ngomel nih, katanya kita lama banget." Hivi menunjukkan layar ponselnya pada Lidya dan Meila.
"Bales aja, bilang setengah abad lagi." canda Meila.
Hivi mulai fokus pada ponselnya untuk membalas pesan dari Amy, tanpa ia sadari ketika akan berbelok menuruni tangga ia menabrak seseorang yang tengah membawa setumpuk buku.
Brukkk
"Ah, sorry sorry, gue ga liat tadi." ucap Hivi menyesal sambil membantu memungut buku buku yang berserakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) go
Teen FictionMereka mengira, Tuhan mempertemukan mereka hanya untuk menjalin cinta kemudian berakhir bahagia. Namun takdir tidak berkata demikian. Dengan yang telah digariskan, mereka tidak dipertemukan bukan untuk berkisah sebagaimana yang mereka fikirkan. 99...