19

3K 90 0
                                    

Sebab cinta manusia  bahagia, dan sebab cinta pula manusia menderita.

💖💖💖

Minggu ini adalah minggu yang sempurna. Setelah pagi hujan yang diracik bersama kecanggungan yang dihantarkan Alfa tadi pagi, minggu ini juga memberikan sore yang indah.

Hivi duduk disalah satu kursi di tama belakang rumahnya dengan segelas mochiato hangat kegemarannya.

Hivi menyeruput mochiato nya dengan penuh kenikmatan.

Baginya, ini salah satu caranya menghilangkan beban pikiran yang menumpuk akhir akhir ini.

"Sendiri aja non" sapa pak Jon selaku supir plus penjaga kebun Hivi.

Hivi mendongak lalu tersenyum, "iya nih pak"

"Jangan ngelamun non, entar kesambet" tegur pak Jon dengan sebuah gunting besar ditangannya.

"Enggak kok pak, Hivi ga ngelamun" tukas Hivi.

"Mikirin apa sih non? Kok kayaknya berat gitu. Cerita dong, pak Jon mau tau kisah cinta kids jaman naw itu kayak apa?" tanya pak Jon antusias.

Hivi terkekeh, "pak Jon bilang apa sih? Siapa cobak yang lagi jatuh cinta?" Hivi menyeruput mocchiato nya kembali.

"Ya kan siapa tau non”

"Emang pak Jon mikir apa tentang cinta anak sekarang?" tanya Hivi jawab Hivi penasaran.

"Gak mikir apa apa sih non, cuma yaaa pak Jon cuma penasaran aja" jawab pak Jon disertai kekehan kecil.

"Ngomong ngomong soal cinta, pak Jon jadi inget masa lalu." ucap pak Jon malu malu.

"Emang kenapa pak Jon?" Hivi memperbaiki posisi duduknya mendengar baik baik apa yang akan pak Jon bilang.

"Dulu, pertama kali pak Jon ketemu istri pak Jon di kantor pengirim surat." pak Jon memulai ceritanya sambil memandangi rumput hijau membayangkan kembali masa lalu nya.

"Istri pak Jon dulunya itu seorang kurir di post pengirim surat itu. Pak Jon ketemu beliau ketika pak Jon mau ngirim surat buat bu de pak Jon. Semenjak itu, pak Jon jadi sering sering ngirim surat"

"Buat bu de pak Jon?" tanya Hivi memiringkan kepalanya.

"Buat kurir suratnya" jawaban pak Jon sukses buat Hivi tertawa terpingkal pingkal.

💖💖💖

Sungguh hari yang melelahkan.

Cewe yang duduk disebelah Alfa yang sedang menyetir saat ini tak berhenti hentinya mengoceh.

"Ih Fa, sumpah gue seneng banget hari ini. Makasih ya udah nemenin gue" Lidya memeluk lengan Alfa yang sedari tadi risih akan sikapnya.

Alfa memberhentikan mobilnya saat lampu berganti menjadi merah.

Tok tok tok

Alfa dan Lidya sontak menoleh ke arah kaca mobil disamping Alfa diketuk.

Menampilkan seorang anak lelaki berpakaian lusuh serta robek robek memegang sebuah gitar tak layak pakai serta kantung yang ia pegang.

Alfa menurunkan kaca mobilnya.

"Kasian kak...." ringis bocah malang tersebut.

"Ish, ngapain sini? Jauh jauh sana! Dasar bocah kumuh! Bawa kuman aja kamu jauh jauh sana!" usir Lidya dengan kasarnya.

(Don't) goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang