Bahagia tak hanya karna dicintai, namun juga mencintai. Jangan pernah berfikir cinta adalah segalnya. Masih ada kasih dan sayang yang selalu berjaga dibelakang.
💖💖💖
"Woi nyet!"
Entah refleks atau emang merasa, Alfa membalikkan badannya. Detik kemudia ia menyesal melihat seringaian menjengkelkan diwajah Vio.
"Sadar diri lo ternyata."
Alfa tak menggubris, ia kembali berbalik dan berjalan.
"Lo mau kemana?" Tanya Vio sembari merangkul Alfa dan ikut berjalan bersamanya.
"Rooftop." Jawab Alfa singkat.
Vio memutar bola mata bosan. "Kesana mulu lo! Udah seminggu lo absen kekantin."
"Bodo," respon Alfa singkat. Vio tak menjawab lagi. Keduanya berjalan kerooftop beriringan.
Sesampainya di rooftop, kedua tangan Alfa bersangga dipagar pembatas. Ia menghirup udara banyak banyak lalu membuangnya perlahan. Berharap semua beban masalahnya berkurang dan terangkat. Namun hanya untuk sementara. Ia akan kembali melihat gadis itu didepannya nanti. Dan kembali merasa sesak melihat kekosongan rumahnya.
Vio berdiri disampingnya dengan kedua tangan yang tenggelam dibalik saku seragam. Memandang sebagian kecil kota Jakarta yang terlihat dari atas sini. Angin sepoi sepoi mengisi kesunyian antar keduanya, namun membawa rasa nyaman.
"Lo kenapa?" Vio membuka suara.
"Gakpapa."
Terdengar helaan nafas gusar dari Vio, "gue kenal lo sejak sd. Lo gak akan bisa boongin gue."
Kali ini Alfa yang menghela nafas, "Hivi...."
"Lo suka dia." Vio memotong membuat Alfa menoleh kearahnya.
"Gue udah tau sejak lama kalo lo suka sama dia. Udah gue bilang, lo gak akan bisa boongin gue." Ucap Vio yang tetap memandang kedepan.
"Bukan suka, rasa itu..... dateng lagi." Untuk kesekian kalinya Alfa menghela nafasnya.
"Sebenernya gak ada yang salah disini. Kaliannya aja yang salah menempatkan diri. Makanya semua jadi terlihat sulit." Ucap Vio bijak.
Alfa mengernyit, "lo diangkat jadi cucunya Mario Teguh?"
Plak!
"Gue serius!" Geram Vio setelah menggeplak kepala belakang Alfa.
"Gak tau deh. Seminggu lalu mau gue bilang tapi dia malah bilang buat menjauh duluan." Keluh Alfa.
"Lo nembak dia?"
"Cuma mau bilang kalo gue punya rasa sama dia. Tapi dia malah bilang, kalo kita gak usah ketemu lagi."
"Ada dua kemungkinan. Pertama, dia takut lo cuma mainin dia aja kayak mantan mantan lo dulu. Dan yang kedua, dia gak punya rasa sama lo." Vio mengungkapkan analisanya dengan yakin.
"Tapi lo ngerasa gak kalo Lidya sama Hivi kayak saling ngejauh?"
Vio meletakkan tangannya diatas dagu, "hmmm.... gue juga ngerasa sih. Buktinya ya, Lidya pindah kan dari samping Meila."
"Ah, gak tau lah! Pusing gue!" Alfa mengacak rambutnya frustasi. Vio hanya berdecak sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
"Yaudah, masuk yuk. Keburu bel."
💖💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) go
Teen FictionMereka mengira, Tuhan mempertemukan mereka hanya untuk menjalin cinta kemudian berakhir bahagia. Namun takdir tidak berkata demikian. Dengan yang telah digariskan, mereka tidak dipertemukan bukan untuk berkisah sebagaimana yang mereka fikirkan. 99...