28

2.9K 79 3
                                    

Menyimpan kesedihan dibalik sebuah senyuman merupakan hal yang paling sulit dilakukan. Karna sesungguhnya mereka tak mau mengumbar hanya karna tidak ingin orang yang mereka sayang merasakan hal yang sama.

💖💖💖

Alfa dan Hivi membulatkan mata tak percaya. Sedangkan Amanda dan Ananda terpekik ria.

Karna memang notabene nya mereka adalah pasangan kekasih yang alay.

"Dan kelompok ketiga ada Lidya, Gilang, Reyhan dan Saras."

"Yahh saya satu kelompok sama ibu aja deh ya. Ya ya ya," sahut Gilang membuat sebagian siswa memutar bola mata malas dan sebagian tertawa termasuk bu Icha.

Mereka hapal betul kalau Gilang kerap kali menggoda bu Icha.

"Gilang, kalo kamu sekelompok sama ibu, gak impas dong."

"Tauk tuh Gilang." sahut Angga.

"Huuuu......." sorak yang lainnya.

Tanpa mereka sadari, ada dua orang yang mati matian menetralkan detak jantungnya dan satu orang yang menahan kecemburuannya mati matian.

Setelah semua kebagian kelompok, barulah bu Icha mengintrupsi apa yang akan mereka buat untuk kerja kelompok.

"Sebelum ibu menjelaskan apa yang akan kalian buat, ibu minta tolong kepada kelompok satu, Meila dan Vio agar mengambilkan ibu globe yang ada di gudang." pinta bu Icha. Tetapi Meila dan Vio hanya membuang muka.

Bu Icha menghela nafas, "oke, kalo kalian ga bisa, ibu minta tolong sama kelompok dua, Alfa sama Hivi. Bisa kan?" Bu Icha menatap Mereka yang dipanggil dengan mata penuh harap membuat yang disuruh tak kuasa untuk menolak.

"B-baik bu." ucap Mereka serempak.

Hivi dan Alfa pun segera menuju gudang yang terletak di lantai dasar disamping sekolah mereka.

Setelah sampai didepan pintu gudang, Alfa langsung membuka pintu itu Sedangkan Hivi menyalakan lampu.

Mereka mencari dengan berlawanan arah. Hivi di kanan dan Alfa dikiri.

"Ini anak anak ga bisa dibilangin banget. Udah dibilang kalo masuk gudang tuh pintunya ditutup, ni malah dibiarain ae. Awas aja nanti, kalo ada perlu. Saya ngumpet biar susah nyariinnya." cerocos pak Ijal, penjaga sekolah mereka.

Ia kini tengah kesal karna masih ada murid nakal yang membiarkan pintu gudang terbuka. Bukan kali ini saja, sebelumnya juga.

Tapi bedanya, kini tengah ada Hivi dan Alfa didalam sana.

Pak Ijal langsung saja menguncinya dari luar.

"Gue dapet." pekik Hivi saat mendapati globe itu.

Detik kemudian ia merutuki kebodohannya karna berteriak seperti anak anak.

Alfa mendekat kearahnya.

Ia mengambil alih globe itu dari tangan Hivi lalu membersihkannya dari debu.

"Ayo" ajak Alfa.

Hivi mengangguk dan mengikuti Alfa dengan menunduk.

Alfa mengernyit saat pintu tertutup. Perasaan tadi terbuka.

Tap.

Gelap.

Refleks Alfa berbalik dan langsung mendapat pelukan kencang membuat Alfa menjatuhkan globe yang dipengangnya mengenai kakinya.

Alfa mengeram berusaha menggapai kakinya yang nyeri. Tapi gadis dipelukannya terlalu mendekapnya erat.

"Vi, lo kenapa?" Tanya Alfa agak panik.

(Don't) goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang