Tak apa, ambil saja semua yang ku punya selagi aku masih bisa memberikannya. Termasuk dia.
Kau sahabatku, aku tak ingin kau terluka karna ku.
Walaupun harus aku yang terluka karna itu.~Hivi Raflecia Ebert~
💖💖💖
"Saya mem!!"
Semua mata tertuju pada suara berat yang duduk di sebelah most wanted itu.
Vio tersenyum lebar berharap mem mau menyetujuinya.
"Jangan dia mem! Yang ada kelas ancur, tadi aja jalan sambil minum, lo mau ngatur kelas sambil tidur emang?" Meila angkat suara.
"Dih, sirik aja lu" balas Vio.
"Elo tu yang sok"
"Sudah sudah hentikan, mari kita coba..." mem Fina melirik Vio seolah bertanya nama-kamu-siapa?
"Vio mem"
"Kita coba aja dulu Vio jadi ketua kelas, nanti kalau bener yang di bilang..." kali ini mem Fina melirik Meila.
"Meila mem"
"Kalau benar yang dibilang Meila, kita akan fikirkan nanti,"
Vio tersenyum penuh kemenangan sedangkan Meila mendengus kesal.
"Tapi mem sangat ingin menjadikan Meila sebagai sekertaris kelas, kamu mau Meila?" tawar mem Fina.
Raut wajah Meila berubah menjadi senang, "iya mem, saya mau"
"Jangan mem, ga akan becus nanti dia nya" kali ini Vio yang protes.
"Vio, mem yang tunjuk Meila, dan itu tidak boleh diganggu gugat. Ya sudah, mem harus ke ruang guru untuk rapat, kalian silahkan berkenalan, tulis daftar pelajaran, dan kamu Vio, pastikan tidak ada masalah dikelas" titah mem.
"Siap mem" balas Vio lesu.
Hivi membalikkan badannya kebelakang menghadap Meila yang tersenyum penuh kemenangan.
"Gila lo ya, bisa bisa nya lo kayak gitu, sama orang yang gak lo kenal malah" ucap Hivi setengah takjub setengah kaget.
"Gue gitu loh." Meila mengibaskan rambutnya bangga.
Hivi beralih pada Lidya yang senyum senyum sendiri.
"Lo kenapa Lid?"
Lidya tertawa malu, "ada deh, nanti gue ceritain"
"Eh lo, kambing lemot, lo absen anak anak sama lo tulis daftar pelajaran di papan" titah Vio yang menyerahkan dua kertas di tangannya.
"Apa lo bilang? Lo kira lo itu cakep ha? Dasar katak comberan" balas Meila yang mengambil kertas yang dipegang Vio.
"Emang gue cakep"
"iyuhh, muntah disini boleh ga sihh"
💖💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) go
Fiksi RemajaMereka mengira, Tuhan mempertemukan mereka hanya untuk menjalin cinta kemudian berakhir bahagia. Namun takdir tidak berkata demikian. Dengan yang telah digariskan, mereka tidak dipertemukan bukan untuk berkisah sebagaimana yang mereka fikirkan. 99...