06

4.1K 120 0
                                    

A : ambil lah sebuah piring lalu          hempaskan ke lantai.

B : oke, sudah.

A : apakah pecah?

B : ya

A: sekarang ucapkan maaf kepada piring tersebut.

B : maaf..

A : apakah dia utuh kembali?

B : ...

#Mengerti?

💖💖💖

Happy reading...

Kring....kring....

Bel penyelamat itu berbunyi nyaring membuat seluruh siswa yang menantikannya merasa terbang di surga.

"Nungguin kamu itu sama kek nungguin bel istirahat, lama." celetuk Cassandra yang sedang memasukkan peralatannya ke dalam tas.

Meila terkekeh, "emangnya lo nungguin siapa Cas?"

"Ntar lo juga tau." jawab Cassandra sekenanya.

"Kuy lah, kita ke kantin!" ajak Lidya semangat.

"Sorry nih guys, gue ga bisa ikutan, soalnya gue ada perkumpulan akustik." ucap Hivi dengan nada menyesal.

"Ya udah sih pergi aja." ucap Cassandra santai.

"Iya, kita duluan yaa.. " pamit Lidya. Hivi hanya mengangguk sebagai jawaban. Diam diam Hivi memperhatikan Amy yang sangat pendiam.

Ia tau betul Amy masih tak bisa melupakan Justin. Hivi tau kalau Amy masih mengharapkan cinta Justin, tapi pikirannya hanya tak bisa menerima Justin lagi.

Hivi menghela napas lalu berjalan menuju ruang akustik yang terletak di lantai dua.

Ketika sampai di ruang akustik Hivi melihat hanya ada kak Dio dan kak Bella. Pasangan senior ekskul akustik.

Hivi menutup matanya di depan pintu, "mata adek  ternodai!" pekiknya. Padahal Bella hanya menyender di bahu Dio sambil membaca novel.

"Yah, anak polos dateng." sahut Dio bercanda.

Hivi nyengir.

"Polos polos kimak!" sambungnya kemudian membuat Hivi manyun seketika.

Bella terkekeh, "ya udah, sini dek biar kakak nyender di kamu aja." Bella menepuk lantai sebelahnya. Bella dikenal ramah dan baik kepada semua orang, hal itu mungkin yang membuat Dio tergila gila padanya.

"Ga ah, berat, aku ga akan kuat." canda Hivi yang membuat Bella manyun.

"Canda kale kak," Hivi duduk di samping Bella. Emang kalo mereka ngumpul duduknya lingkaran.

(Don't) goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang