48

2.8K 86 2
                                    

Selalu ku tanyakan pada orang-orang, apakah jatuh cinta pada masa SMA adalah cinta setia ataukah hanya pendewasaan diri semata.

~HA~

💖💖💖

"AKHIRNYAAAAA......... Siksaan sekolah berakhir sudahhh..... ahhh.... waktunya holidayyyyy....!!!!!!!!" Vio berseru senang dengan raut wajah yang menurut Alfa seperti orang yang habis buang hajat.

"Cih, lo masih ngelewatin semester satu goblok! Belum semester dua, kelas dua belas, kuliah, kerja, nikah punya anak. Cuma bisa istirahat pas udah ubanan doang. Itu pun lo masih hidup atau kagak!" Cibir Alfa.

"Yeuuu kutu! Lo doain gue mati?!" Vio menggeplak kepala Alfa yang duduk dihadapanya dimeja kantin.

"Gue gak bilang gitu!" Tukas Alfa kesal karna geplakan Vio lalu membalasnya.

"Kalo gue mati lo yang kesepian." Ujar Vio.

"Iya, kesepian gak ada yang bisa gue buli lagi. Hahaha." Alfa tertawa setelah mengucapkannya membuat Vio mengumpat tanpa suara.

"Sepupu kulkas."

Alfa dan Vio menoleh saat sebuah suara mengintrupsi mereka. Mendapati seorang gadis familiar dengan memasang muka kusut.

"Geser dong."

Alfa yang tau bahwa panggilan itu diperuntukkan untuknya, menggeser dirinya dan memberi ruang untuk Meila duduk.

Meila langsung memghempaskan bokongnya kasar sambil mendengus keras. Alfa dan Vio jadi saling tatap dengan sebelah alis terangkat.

"Nape dah lu?" Vio memberanikan diri untuk bertanya. Meila menoleh tajam kearahnya.

"Gue diusir sama cecurut noh! Dikata gua jomblo sendiri! Cih!" Meila menunjuk meja yang memang berada jauh dari mereka dengan dagunya lalu mendecih kesal.

Alfa dan Vio lagi lagi serentak menoleh kearah meja yang dimaksud. Disana ada para sahabatnya serta pasangan masing masing. Amy bersama Justin, Cassandra bersama Heru dan Hivi bersama......... Maxi.

Pandangan Alfa menurun seketika menatap lantai kantin. Alfa menghela nafas singkat lalu kembali menghadap kedepan.

"Makanya cari pacar dong!" Ledek Vio.

"Lu kata nyari pacar semudah nyari ikan cupang?!" Pekik Meila tak terima.

"Jan ngegas dong!" Cibir Vio.

"Maaf dek, ini pesanannya." Seorang wanita paruh baya meletakkan dua mangkuk bakso dan dua gelas es teh diatas meja.

"Makasih, bude." Ucap Alfa dan Vio hampir serentak.

"Bude.... Mei mau es milooo...." pinta Meila manja pada sang bude kantin yang memang telah akrab dengannya itu.

"Oke, bude bikinin dulu ya." Jawab bude lalu berlalu setelah mendapatkan anggukan dari Meila.

Meila kembali menoleh kedepan, dimana Vio akan menyuap sendok yang berisi bakso kedalam mulutnya. Tanpa babibu Meila langsung menarik mangkok Vio membuat Vio menjauhkan sendok itu dari mulutnya dan menjatuhkan kembali kedalam mangkok.

"Eh, eh. Itu punya gue woi!" Teriak Vio tak terima.

"Pesen lagi aja dong! Ngalah ama cewek!" Ucap Meila sembari memelototi Vio.

Vio mendengus keras. Tanpa mau berdebat, ia bangkit dan memesan kembali makanannya. Meninggalkan Meila yang tanpa dosa menyantap mantan baksonya dan Alfa yang menertawakannya.

(Don't) goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang