Walaupun tak diinginkan, perpisahan merupakan sesuatu yang telah direncanakan.
💖💖💖
Mitha mengernyit heran, melihat Alfa yang tak seperti biasanya. Pemuda itu hanya berdiam-diri dikamar tanpa berniat melakukan apapun kecuali untuk bersekolah.
Vania memberinya titah agar berbicar kepada Alfa, menanyakan apa yang sedang terjadi pada sepupunya itu. Satu tebakan Mitha, Alfa sedang ada masalah dengan pacarnya.
Mitha berjalan masuk kedalam kamar Alfa. Pemuda itu tengah duduk bersandar dikepala kasur seraya memeluk gitarnya dengan wajah datar.
"Fa." Mitha memanggil.
Alfa yang baru sadar akan kehadiran Mitha mendongak sebentar, sebelum akhirnya kembali menatap lurus kedepan. Bahkan tak merubah raut wajahnya saat Mitha duduk ditepi kasurnya.
"Lo kenapa sih? Tumben amat galau berat." Mitha memulai. Namun tak digubris oleh Alfa.
"Lo ada masalah ya sama Hivi?"
Dan ketika nama itu disebut, tak ada alasan untuk jantung Alfa tak kembali berdetak dengan kencang. Ia merutuki reaksi tubuhnya yang selalu berdesir, walau itu hanya satu kata tak bermakna. Baginya.
"Keluar." Alfa berucap dingin.
"Dih, sensi amat. Ken bocah bet tau gak galau gajelas gini. Lebih baik lo bicarain baik-baik kalo ada masalah." Saran Mitha.
"GUE BILANG KELUAR!!" Teriak Alfa. Ia mendorong Mitha untuk keluar dari kamarnya. Saat Mitha sudah sampai diluar, Alfa menutup pintu dengan kencang sehingga berdebum nyaring dan membuat Mitha terperanjat.
"Ih, bodo amat! Besok gue pindah kesekolah lo dan bakal cari tau semuanya, wekkss!" Ucap Mitha kesal, ia bahkan menjelekkan lidahnya didepan pintu kamar Alfa.
"Alfa kenapa?"
Sebuah suara membuat Mitha menoleh kesamping. Mendapati Sthepanie yang berdiri disana.
"Auk." Mitha menggedik lalu melenggang pergi, meninggalkan Stephanie dengan banyak tanda tanya dikepalanya.
💖💖💖
"Nan,"
"Hmm?"
"Gue ga nyangka kalo Hivi orangnya gitu. Gue kira dia orang baik, eh taunya 360° beda."
Kinan yang tadinya fokus menyetir menoleh kearah Vela yang duduk disampingnya. "Lo percaya berita itu?"
Vela mengangguk.
Kinan mendesah. "Vel, gue ingetin sama lo ya, jangan mudah percaya dengan apa yang lo dengar dari orang lain. Jaman sekarang udah canggih, Vel. Orang bisa aja ngelakuin apapun dengan uang. Bisa aja Hivi cuma dijebak. Gue tanya, pernah gak lo liat dengan mata kepala lo sendiri Hivi ngelakuin hal itu? Kalo memang dia sering kayak gitu, sifatnya bakalan kebawa dimanapun dia berada. Tapi Hivi? Lo pernah liat?"
Vela menggeleng dengan bungkam.
"Nggak kan. Jadi, jangan pernah nilai orang lain dari apa yang orang lain katakan. Buktikan itu dengan mata kepala kita sendiri. Itu sama aja lo jilat ludah orang lain, lo suka?"
Vela menggeleng lagi. "Yaudah maap, gue cuma gak nyangka aja gitu. Tapi siapa cobak yang tega ngelakuin itu ke Hivi."
"Kalo itu gue juga ga tau, kita berdoa aja semoga kalau itu memang fitnah, pelakunya cepet ketangkep."
![](https://img.wattpad.com/cover/138150548-288-k489316.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) go
Teen FictionMereka mengira, Tuhan mempertemukan mereka hanya untuk menjalin cinta kemudian berakhir bahagia. Namun takdir tidak berkata demikian. Dengan yang telah digariskan, mereka tidak dipertemukan bukan untuk berkisah sebagaimana yang mereka fikirkan. 99...