43

2.6K 77 1
                                    

Cinta mengajarkan kita dua hal. Bagaimana berjuang untuk bangkit dan sakit saat terjatuh.

💖💖💖

Ting tong!

Ting tong!

Ting tong!

"Iya iya, bentar!" Teriak Hivi yang menuruni tangga dengan sedikit berlari. Ia terpaksa keluar dari zona amannya-apalagi kalau bukan kamarnya-ketika bel rumah berbunyi tak sabaran.

Ceklek!

"Assalamualaikum kak!" Sapa Anna yang ada di balik pintu. Dari rautnya, ia terlihat bernafas lega lalu memasuki rumah dengan cepat.

"Walaikumsalam, Ann. Kamu-" perkataan Hivi terhenti melihat sosok lelaki dibalik pintu gerbang tengah duduk di atas motor sport hitamnya. Dari tampangnya sih, lelaki itu seumuran Anna.

"Temennya Anna ya?" Sapa Hivi yang sudah ada didepan gerbang.

Lelaki yang tadinya menunduk menatap layar ponselnya, kini mendongak menatap Hivi.

"Eh, bukan kak. Pacarnya Anna. Hehehe," jawabnya diakhiri cengiran lebar.

"Ap-"

"Jangan didengerin kak!" Perkataan Hivi terputus akibat teriakan Anna yang berlari kearahnya. "Angga lo apa apaan sih?! Jangan ngada ngada dong!" Ucap Anna kesal, mukanya memerah antara kesal dan merona.

"Loh, Ann. Pacaranya sendiri kok gak dianggep?"

"Ih, kakak! Auk ah! Kesel!" Anna menghentakkan kakinya kesal dan berbalik masuk dengan muka semerah kepiting rebus.

Hivi dan lelaki bernama Angga terkikik geli melihatnya.

"Jadi, kalian beneran pacaran?" Tanya Hivi memastikan.

"Eumm.. ya gitu deh kak," jawab Angga menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Hivi menghela nafas lalu tersenyum maklum. "Kakak gak keberatan kok dengan hubungan kalian. Asal kamu bisa jaga Anna dan terima dia apa adanya. Kalaupun kalian besok merasa gak cocok, akhiri dengan baik. Jangan sampai ada diantara kalian yang terluka."

"Jadi kakak ngerestuin nih?" Tanya Angga antusias.

"Bisa dibilang iya." Hivi mengangguk.

"Yes! Makasih kak! Aku janji bakal jagain Anna dan gak bakal nyakitin dia. Aku juga akan bikin dia gak pernah bosen apalagi merasa gak cocok sama aku!" Ucap Angga tegas.

"Kalo gitu, semangat ya ngejar Anna nya!" Hivi mengepalkan tangan kanannya diudara memberi semangat pada Angga.

"Btw, nama calon kakak ipar siapa? Hehehe,"

"Hivi,"

"Okelah, kalo gitu aku pamit ya kak. Bilangin ke Anna kalo Angga ketuk pintu hatinya dibuka, jangan ditutup mulu. Angga tau kok kalo sebenernya yang punya hati mau bukain, tapi malu. Keliatan kok dari jendela."

"Kamu bisa aja. Yaudah, hati hati ya."

"Oke kak, bye." Ucap Angga sebelum berlalu meninggalkan Hivi.

Hivi kembali memasuki rumah. Mendekati Anna yang bersandar disofa sambil memijit keningnya dengan mata terpejam setelah menutup pintu kembali.

"Capek banget ya jadi anak pramuka?" Tanya Hivi mengambil duduk didepan Anna.

(Don't) goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang