04

4.4K 137 0
                                    


Kamu yang bilang forever, kamu juga yang bilang it's over.
Sampah!!

💖💖💖

"Eh,sorry gue g-lo!!!"

Amy bangkit dari jatuhnya dan menatap cowok yang tadi menabrak nya.

Napasnya menggebu-gebu, dari matanya tampak kilat kemarahan.

Hivi menelan salivanya. Kalau begini bisa gawat, secara Amy lagi PMS juga.

"A-Amy.." gumam pria itu lirih.
Ia segera membawa Amy dalam pelukannya.

"Aku cari kamu dimana mana tapi ga ketemu. Aku mau-"

"Jangan pernah lo sentuh gue lagi!!" Amy mendorong kasar pria itu hingga menciptakan jarak diantara mereka.

Amy merasakan atmosfer di sekitarnya menipis. Dadanya terasa sangat sesak. Ia berusaha menahan air matanya yang memberontak ingin keluar.

Sedangkan teman temanya hanya menyaksikan tak tau harus berbuat apa karna sebenarnya mereka tak tau apa apa. Kecuali Hivi.

"Tapi My, aku cuma mau minta maaf, aku cuma mau kita kayak dulu lagi. Please My, maafin aku," lirihnya lagi.

"Setelah lo tinggalin gue dan milih wanita lain yang lebih dari gue? Cih, lo kira hati gue sampah yang bisa lo buang dan lo ambil lagi dengan sesuka hati?" Amy berdecih sinis.

"Aku tau aku salah My, dan aku bakal ngelakuin apapun agar kamu mau maafin aku," pria itu berusaha mendekati Amy.

"Stop Justin!" sanggah Amy membuat yang dipanggil berhenti." jangan pernah lo cari dan deketin gue lagi!" ucap Amy lalu masuk kedalam mobil dan membanting pintunya.

Lagi, Justin berusaha mencegah Amy tapi ia lebih dulu di hadang oleh Hivi.

"Hati cewek terlalu lembut untuk lo sakitin. Lo kira dengan hanya minta maaf Bisa balikin hati Amy yang udah hancur? Dimana otak lo" ucap Hivi sambil menunjuk Justin.

"Kan udah gue bilang, gue akan ngelakuin apapun agar Amy mau nerima gue lagi" tukas Justin.

Hivi tersenyum miring, "lo masih sama, masih jadi orang egois yang paling egois. Lo bakal lakuin apapun buat dapetin apa yang lo mau." ucap Hivi pelan tapi dapat menampar Justin.

Hivi masuk ke dalam mobil diikuti teman temannya yang masih tak bersuara.

Cassandra menginjak pedal dan meninggalkan parkiran mall dan tentunya Justin yang masih mematung.

Amy menangis tanpa suara dengan menutup mukanya. Hivi dan Meila duduk di sampingnya, Cassandra menyetir, dan Lidya yang duduk di samping Cassandra.

Tak ada yang berani membuka suara. Semuanya hanya menatap Amy khawatir.

Hingga akhirnya Hivi merengkuh tubuh Amy dan menyenderkan kepala Amy di pundaknya.

"Padahal gue udah mati matian buat lupain dia, hiks... Dan sekarang dia udah ngehancurin tembok pertahanan gue, hiks....kenapa dia jahat banget Vi...hiks....." isak Amy.

"Ssttt, udah, jangan nangis dong, kalau iya lo ga bisa lupain dia, berarti lo masih naruh hati sama dia?" tanya Hivi yang mengelus lengan Amy.

Amy menggeleng lemah, "gue ga tau"

Hivi mempererat rengkuhannya pada Amy.

Setelah mengantar Amy pulang, Hivi, Cassandra, Meila mengantar Lidya pulang. Tapi sebelum itu mereka masih diam didalam mobil, mereka ingin tau apa yang terjadi dengan Amy dan pria bernama Justin itu.

Hivi menghela napas pelan saat ia ingin bercerita "Gue punya dua orang sahabat, yaitu Amy dan seorang cowok yang sekarang masih di Aussie. Orang tua kami juga sudah lama berteman. Tapi keadaan terpaksa membuat kami menjadi sahabat LDR. Gue sama temen kami yang cowo selalu dateng ke Indonesia pas liburan. Kami selalu memberi kabar, kami selalu chatan kalau ga ada kerjaan. Sampai akhirnya saat kami kelas 2 SMP, Amy mulai suka sama teman sekelasnya. Setiap malam dia selalu curhat ke gue.
Dia juga nelpon gue sambil teriak teriak karna di tembak Justin." Hivi tersenyum mengingat masa masa dulunya.

"Waktu itu liburan kenaikan kelas 9, gue ama temen kami yang cowo liburan lagi ke Indonesia, dan saat itulah gue kenal Justin. kami berempat jadi temen baik. Tapi tiba tiba Amy nelpon gue, tapi kali ini dia ga teriak-teriak, dia nangis sekenceng kencengnya, dia bilang Justin mutusin dia karna mau fokus ujian akhir, tapi dia malah jalan ama cewe lain. Kalian bisa ngerasain apa yang terjadi ama Amy dulu, dia bener bener ancur. Sebulan setelah itu, Amy pindah sekolah, ia lebih memilih menghindar dari Justin.

"Tapi sekarang, luka yang udah dia kubur dalam-dalam, terkoyak lagi dengan kehadiran Justin. Gue yakin dia lagi nangis sekarang." Hivi mengakhiri ceritanya dengan tersenyum menahan air mata.

Meila mengusap ujung matanya yang berair, "sekarang lo sama Amy ga usah khawatir, kita janji akan selalu ada buat dia ataupun yang ada di antara kita." ucapnya bijak.

"Iya, Meila bener, kita akan berjuang sama-sama mulai sekarang." sambung Cassandra setuju.

"Jangan!" cegah Lidya yang mendapat tatapan heran dari sahabat sahabatnya.

"loh, kenapa?" tanya Hivi.

"Besok aja, kalo sekarang gue ngantuk..hooammmm... " jawabnya sambil menguap lalu mendapat kan toyoran kecil dari Cassandra.

"Ya udah, gih sana lo tidur. Cuci muka, cuci kaki, cuci gigi, cuci mata trus bobok." sahut Meila terkekeh.

"Lu kira gue apaan. Ya udah, gue duluan yaa, bye!" pamit Lidya menutup pintu mobil.

💖💖💖

Tbc.

(Don't) goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang