1.buku tua

7.3K 311 22
                                    

(Revisi: 28 februari 2019)

Pertemuan yang menjadi awal dari semua kegilaan ini
~Jonah

*****

Menit demi menit berlalu dalam keheningan, hanya ada suara lembaran kertas berwarna kekuningan yang telah dimakan usia, tengah dibolak balik di dalam sebuah buku dengan sampul yang tak kalah usang dengan isinya.

Pemuda itu masih di sana sejak beberapa jam yang lalu, duduk di salah satu sudut toko buku dengan sebuah buku tua di pangkuannya. Ia terlihat sangat khidmat membaca buku usang tersebut, hingga tidak menyadari sudah berapa lama dirinya menghabiskan waktu disana.

Hingga sebuah benda yang bergetar di dalam saku mengusik ketenangannya untuk membaca, tanpa mengalihkan mata dari buku yang sedang dibaca, tangan pemuda itu merogoh saku jaket dengan sedikit tidak sabar, bersiap memaki siapapun yang berani mengganggu kesenangannya saat ini.

'Corbyn's calling'

Dia segera menggeser tombol hijau pada layar ponsel dan menempelkan benda pipih itu di telinganya.

"Ada apa?" Tanyanya masih dengan kedua mata yang terpaku pada bacaannya yang tinggal beberapa lembar lagi, sungguh jika bukan sahabatnya yang menelepon, dapat dipastikan ia tidak akan mengangkat panggilan tersebut

"Yo bro ... kau menghilang lagi?"
Ucap suara di seberang sana.

"Dimana kau sekarang? Semuanya sedang menunggumu, kita ada perfomance sore ini, kalau kau lupa"

"Hmm ... tentu saja aku ingat, jam lima kan?" Kedua alis tebalnya berkerut, dia tidak mungkin salah mengingat waktu.

"Dan sekarang kau pun tidak bisa melihat jam? Ini sudah pukul berapa Jonah Marais?"

Pemuda bernama Jonah tersebut segera melirik jam yang melingkari pergelangan tangannya, dan kemudian membulatkan kedua bola matanya, begitu menyadari bahwa sekarang sudah pukul empat sore, berarti tiga jam sudah dia berada di toko buku ini.

Shit!

"Okay ... aku akan di sana dalam 15 menit" ucap Jonah sembari beranjak dari duduknya dan mematikan panggilan tanpa menunggu jawaban dari Corbyn di seberang sana.

Dengan tergesa-gesa dia berjalan menuju pintu keluar dan tidak menyadari jika buku yang tadi tengah ia baca masih berada di dalam genggaman tangan.

"Tuan, tunggu! Anda harus membayar bukunya dulu" sebuah suara menghentikan langkah Jonah.

Dia menatap sebuah tangan yang menahan pergelangan tangannya, dan beralih menatap sang empu tangan, yang ternyata seorang gadis bertubuh mungil dengan kaca mata tebal yang membingkai kedua mata cantiknya.

Sejenak Jonah terpaku pada mata indah yang tertutup lensa tebal itu, seakan-akan dunia di sekitarnya berhenti untuk beberapa detik, dan sesuatu yang aneh menggelitik perut dan menjalar hingga memenuhi rongga dada.

"Tuan?" Suara lembut itu menarik kesadaran Jonah kembali. Genggaman itu sudah terlepas, membuat Jonah berkedip beberapa kali sebelum mulai merogoh saku jaketnya.

Sial! Dia ternyata tidak membawa uang sama sekali.

"Aku tidak membawa uang" ucapnya setelah memeriksa seluruh kantung pakaiannya.

"Kalau begitu anda tidak bisa membawa bukunya, tuan" ucap gadis berkaca mata itu.

Jonah menatap buku yang berada di dalam genggamannya dengan tidak rela, sungguh dia sangat tidak rela untuk memberikan buku itu di saat belum selesai membacanya, apalagi Jonah sangat menyukai cerita yang berada didalam buku tua itu.

why don't we? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang