17. Daniel and Jocellin moment

1.2K 110 1
                                    

Jocellin on mulmed
Revisi: (8 april 2019)
******

Daniel bersiul ria sembari menyusuri jalanan yang tampak sepi malam ini menggunakan mobil kesayangannya, ditambah dengan cuaca yang sedang mendung, membuat orang-orang semakin enggan untuk melangkah keluar dari rumah mereka.

"Sepertinya akan hujan lebat" gumam Daniel, ia semakin dalam menginjak pedal gas, dia harus sampai di rumah sebelum hujan turun.

"Oh, tidak ..!"

Ckitt ...

Bunyi nyaring dari suara ban yang direm secara mendadak terdengar memekakkan telinga. Daniel menatap sekitar dengan liar dan napas yang memburu, hampir saja dia menabrak sesuatu, atau lebih tepatnya seseorang.

Daniel bergegas keluar dari mobilnya dan mendapati seorang gadis berambut brunette sedang terduduk tepat di depan mobilnya, mungkin hanya tersisa beberapa centi saja dan gadis itu akan dihantam oleh bamper mobinya.

Gadis itu awalnya menatap syok bamper mobil milik Daniel dan kemudian mengerjabkan matanya. Gadis itu meraba sesuatu di hadapannya, seperti berusah mencari sesuatu dengan gerakan kaku dan sedikit gemetaran.

Daniel menatap tongkat yang telah terlindas oleh ban mobilnya, ia meraih tongkat yang telah patah menjadi dua tersebut dan menyerahkannya kepada gadis itu.

"Milikmu?" ucapnya dan menyodorkan tongkat tersebut kepada empunya. Gadis itu menatap Daniel masih dengan bibir yang bergetar.

Daniel meraih tangan mungil itu dan meletakkan tongkat tersebut diatasnya. Gadis itu tampak terkejut ketika merasakan tongkatnya yang sudah tidak utuh lagi.

"Apakah patah?" gumamnya dengan perasaan ling-lung, sungguh efek dari dirinya yang hampir tertabrak oleh mobil, membuat fikirannya menjadi kacau seketika.

"Ya, terlindas ban mobilku, maaf" ucap Daniel yang mendengar gumaman gadis tersebut.

"Ah, benarkah? Seharusnya aku yang meminta maaf, sepertinya aku terjatuh ke jalan dan mengagetkanmu" tanya gadis itu kembali.

"Benar, dan aku hampir menabrakmu" jawab Daniel membenarkan.

"Oh ya ampun!" gadis itu menutup mulutnya, sungguh dia sangat beruntung. Ya, benar, jika saja dia tertabrak entah bagaimana jadinya dirinya saat ini. Mengingat kejadian yang hampir menimpanya membuat ia kembali bergetar ketakutan.

"Kalau begitu aku antar, oke?" tawar Daniel.

"Tidak usah repot-repot, a-aku rasa tempat tinggalku sudah tidak jauh dari sini" tolak gadis itu dengan halus.

"Tidak, tidak. Anggap saja ini sebagai pertanggung jawabanku karena sudah merusak tongkatmu" Ujar Daniel sedikit memaksa.

Gadis itu terdiam seperti sedang berpikir, sebelum mengangguk kecil. Daniel membantu gadis itu berdiri, tetapi hampir terjatuh kembali jika saja Daniel tidak segera menyangga tubuhnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Daniel khawatir.

Gadis itu meringis dan menggangguk. "Sepertinya kakiku terkilir karena tersandung, itu sebabnya aku terjatuh tadi, lagi pula aku tidak dapat berjalan dengan baik tanpa tongkatku" terang gadis itu.

Daniel menatap sebuah pohon yang akarnya mencuat keluar dari tanah di belakang mereka, mungkin gadis ini tersandung akar pohon tadi.

Tanpa aba-aba Daniel mengangkat tubuh mungil itu kedalam gendongannya, membuat gadis itu terpekik.

"Diam lah, aku hanya mencoba membantumu, oke?" Daniel melihat gadis itu menganggukkan kepalanya.

Ia mendudukkan gadis itu di jok mobilnya dan menutup pintu, setelahnya dia bergegas masuk kedalam mobil, Daniel menghidupkan mesin mobilnya dan melaju menembus jalanan yang sepi itu.

why don't we? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang