Revisi: (8 april 2019)
*****
Letta menghela napas berkali-kali, dia sangat bosan hari ini. Jika biasanya dia sudah disibukkan oleh pekerjaannya dari pagi hingga malam hari, berbeda dengan hari ini.Mendadak dia di pecat dari semua pekerjaannya, awalnya dia tidak mempercayai hal tersebut, tetapi setelah dia menerima telpon satu persatu dari tempatnya bekerja, membuat hatinya mencelos.
Apakah ada yang salah dari cara kerjanya selama ini? Letta merasa dia sudah melakukan semua pekerjaannya dengan sebaik-baiknya.
Kembali Letta menghela napas dan memangku dagunya diatas meja makan, bahkan nasi goreng buatan Caitlyn pun sama sekali belum disentuhnya.
Suara bel yang berbunyi dengan nyaring mengakhiri ratapan Letta. Dengan malas ia bangkit menuju pintu depan.
"Hai, nona pizza" sebuah suara ceria menyapanya.
Letta mengerutkan dahinya. "Ck, kau pasti lupa lagi, aku Daniel" ucap pemuda itu.
Letta memutar matanya malas. "Tentu aku tahu siapa kau" balas Letta.
Daniel mengerucutkan bibirnya, kemudian menerobos masuk kedalam frat sederhana tersebut.
"Kau! Dasar tidak sopan!" pekik Letta, dan kemudian menyusul Daniel ke dalam. Pemuda itu sudah duduk di ruang tengah sambil mengotak-atik remote TV.
"Siapa yang mengizinkanmu untuk masuk?! Dasar tidak sopan!" gerutu Letta.
"Kau yang tidak sopan nona pizza, seharusnya jika ada orang yang bertamu m, kau mempersilahkannya untuk duduk dan menghidangkan minuman" Daniel bangkit dari duduknya dan melenggang menuju dapur.
Letta terus mengikuti pemuda aneh dan tidak sopan itu. "Itu milikku!" ucap Letta ketika melihat Daniel menyendokkan nasi goreng miliknya kedalam mulut.
"Whoa ini enak! Kau tahu, kami hanya memakan sereal setiap paginya" ucap Daniel dengan mulut yang penuh dengan nasi goreng.
"Uuh, telan dulu makananmu, kau ini jorok sekali" gerutu Letta.
"Dan pelan-pelan makannya, bagaimana jika kau-""Uhuuk ... uhuuk ... "
Belum selesai perkataan Letta, Daniel sudah terbatuk-batuk sembari memegangi lehernya.
"Tersedak" gumam Letta. Ia buru-buru menyerahkan segelas air putih kepada Daniel. Pemuda itu menenggak habis minumannya dan kemudian menghela napas lega.
Letta menatap pemuda di hadapannya ini dengan jengah, bagaimana mungkin setelah tersedak seperti tadi, ia masih bisa melanjutkan makannya dengan lahap.
"Aku tahu kalau aku ini tampan" ucap Daniel yang masih terfokus pada makanannya.
Letta mendengus, "Percaya diri sekali" cibir Letta dan kemudian melenggang menuju ruang santai dan menyalakan TV.
Dia menekan remote dengan asal, berusaha mencari siaran yang bagus, Daniel mendaratkan bokongnya di sebelah Letta, dan menaikkan kakinya ke atas meja kecil yang ada di depan sofa.
Letta memukul kaki Daniel dengan remot. "Tidak sopan sekali kau ini" gerutu Letta dan mendorong kaki Daniel agar turun dari atas meja.
"Aah, kau kasar sekali nona pizza" ucap Daniel, dan memilih menyilangkan kakinya ke atas sofa.
"Dan kau juga tidak tau cara memperlakukan tamu ya? Seharusnya kau membuatkanku minum atau kue?" lanjut Daniel.
Letta rasanya ingin membenturkan kepala Daniel ke dinding saat ini juga. "Tamu mana yang menyelonong masuk dan makan seenak jidatnya, hah?" cibir Letta.

KAMU SEDANG MEMBACA
why don't we? (COMPLETE)
FanfictionSiapa yang sangka kelima pemuda tampan yang selalu tampak bahagian dan sedikit konyol itu memiliki masalalu yang sangat berat. "Aku ingin melarikan diri dari dunia gelap yang seakan menjadi kutukan abadi bagi keluargaku"--Jonah " Aku ingin melarikan...