Jocellin mengerjabkan matanya berusaha menyesuaikan intensitas cahaya yang menusuk bola matanya.
Ia melenguh sembari memegangi kepalanya.
"Kau sudah sadar?" suara Jessie yang pertama menyapa gendang telinganya.
Jocellin menyeringit begitu menyadari dimana dirinya berada.
"Apa yang terjadi?" tanya Jocellin pada Jessie.
"Daniel tadi membawamu dalam keadaan tidak sadarkan diri dan lehermu juga terluka, Sebenarnya apa yang sudah terjadi?" jelas dan tanya Jessie.
Jocellin menyeringitkan dahinya sejenak, dan kemudian dia ingan akan kejadian beberapa jam yang lalu. Dimana dirinya hampir saja dicelakai oleh pria berambut merah dan kemudian Daniel-
Jocellin menutup mulut dengan telapak tangan, serta kedua bola matanya yang membulat sempurna.
Daniel membunuh pria itu dengan mudahnya, seperti menghabisi seekor lalat.
Jessie menyeringit melihat wajah Jocellin yang berubah menjadi pucat. "Ada apa?" tanya Jessie khawatir.
Jocellin menggelengkan kepalanya, kemudian memeluk kedua lututnya serta wajah yang dibenamkan di sana.
Dia sangat ketakutan melihat sisi lain dari Daniel, sangat gelap dan berbahaya. Seakan ada sosok lain dibalik diri Daniel yang ramah dan periang.
Ceklek...
"Jessie, ini makan siangmu" Hanna muncul dari balik pintu, diikuti oleh Corbyn, Jack dan Darren. Sementara Caitlyn dan Zach sudah menghilang entah kemana.
Pemuda bermata teduh itu tadi menarik Caitlyn dan pamit akan pergi berkencan dengan gadis pirang itu.
"Kau sudah sadar Joce? Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kau sampai terluka begini?" berondong Hanna, kepada Jocellin yang masih setia memeluk lututnya.
"Sebaiknya kita jangan menanyakan banyak hal dulu, sepertinya Joce masih terguncang karena hal yang menimpanya tadi" tutur Jessie.
Corbyn mengangguk setuju. "Sebaiknya kita beri dia waktu" pemuda berambut blonde itu merangkul bahu Hanna dan membawanya keluar dari kamar.
"Tapi ..." Hanna menatap Jocellin seakan enggan untuk meninggalkan gadis itu.
"Kalian keluarlah dulu, biar aku yang berbicara dengannya" Darren masih menatap Jocellin dengan lekat.
"Kau yakin darren? Aku rasa ini bukan waktu yang tepat untuk berbicara dengannya, sebaiknya kita memberikan ruang kepada Jocellin" Ucap Jessie, yang khawatir jika ide Darren bukanlah sebuah ide yang bagus untuk saat ini.
"Percayalah padaku, semua akan bauk-baik saja, oke?" Darren mengulas sebuah senyum manis. Meyakinkan dia pasang anak Adam dan Hawa tersebut.
"Baiklah, kami percaya padamu" Jack menepuk bahu Darren, dan kemudian berlalu sembari menggandeng tangan Jessie. Begitupun Corbyn yang kembali menuntun Hanna keluar dari ruangan itu.
Darren duduk di tepi ranjang. "Ada yang ingin kau bicarakan?" Jocellin menggelengkan kepala dan semakin mengeratkan pelukkannya.
Pemuda Asia itu menghela napas. "Apa yang sebenarnya terjadi? Pikiranmu sangat kacau, sehingga aku tidak dapat melihat apa yang ada di dalam sana"
Tubuh Jocellin bergetar. "Dia menghabisi nyawa pria itu dengan mudah" gumam Jocellin.
"Siapa maksudmu?" tanya Darren tak mengerti.
Jocellin mengangkat kepalanya. "Daniel! Dia menghabisi nyawa seseorang seperti menghabisi seekor serangga" kedua bola matanya memancarkan ketakutan yang teramat sangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
why don't we? (COMPLETE)
FanfictionSiapa yang sangka kelima pemuda tampan yang selalu tampak bahagian dan sedikit konyol itu memiliki masalalu yang sangat berat. "Aku ingin melarikan diri dari dunia gelap yang seakan menjadi kutukan abadi bagi keluargaku"--Jonah " Aku ingin melarikan...