Revisi: 28 februari 2019
Dan sial nya aku juga menarikmu untuk mendekat
~Jonah*****
"Terus, sepak terus!"
"Argh ... itu tadi pelanggaran, bro!"
"Dasar wasit bodoh!"
Terdengar sebuah kegaduhan dari arah ruang bersantai, dimana terdapat tiga orang pemuda yang sedang berteriak kesal, sesekali mereka mengumpat kearah layar empat puluh lima inci yang sedang menayangkan pertandingan klub bola favorit mereka bertiga.
Buggh ...
Sebuah kuas melayang kearah mereka, dan tepat mengenai kepala Zach, disusul oleh dua buah botol cat yang mendarat di kepala Jack dan Corbyn, membuat ketiganya berteriak dan menatap kesal pelaku yang melempar mereka.
"Kalian berisik sekali, mau kalian berteriak sampai pita suara kalian putus pun, orang itu tetap tidak bisa mendengar kalian" ucap seorang pemuda yang duduk dibalik kanvas pada sudut ruangan, yang memang sengaja di desain khusus untuk meletakkan peralatan melukisnya.
"Kau mengganggu saja Niel! Urusi saja kertas dan kuasmu itu" sungut Jack dan melempar kembali botol cat kearah Daniel, namun pemuda itu telah mengelak terlebih dahulu, dan kemudian tertawa mengejek ke arah Jack yang tengah mendengus kesal.
"Goool!!!" Suara dari layar datar itu membuat ketiganya kembali memperhatikan televisi, menghiraukan Daniel yang masih belum berhenti dari tawanya.
"Dasar maniak bola" dengus Daniel dan kembali melanjutkan lukisannya yang tertunda akibat insiden kuat dan cat terbang yang diciptakannya.
"Sudahlah Niel, jangan mengganggu mereka lagi" ucap Jonah yang duduk di atas sebuah kursi malas, yang berada di samping Daniel, dengan sebuah buku yang menjadi temannya untuk menghabiskan waktu senggang.
Mereka mendapatkan day off selama dua minggu, setelah jadwal manggung yang sangat padat. Dan kini mereka berlima tengah menghabiskan waktu di dalam rumah basecamp mereka.
Seperti sekarang, mereka menghabiskan waktu dengan melakukan hal kesukaan masing-masing, ketiga bocah berisik tadi sedang menonton pertandingan klub favorit mereka dengan berteriak heboh, Daniel dengan kuas dan catnya, dan Jonah tentu saja dengan buku-buku miliknya.
Berbicara tentang buku, dia jadi mengingat buku yang dibacanya tiga minggu lalu di sebuah toko buku tua, sungguh Jonah akan mati penasaran jika tidak mengetahui bagaimana akhir dari cerita menyayat hati tersebut.
Bukannya dia tidak mendatangi toko buku itu, tetapi setiap dia kesana, gadis berkaca mata itu tidak pernah ada di sana, dan terakhir yang dia dengar dari kakek tua pemilik toko buku, jika gadis itu sudah tidak bekerja di sana lagi. Dan pria tua pemilik toko buku itu tidak mengetahui buku apa yang dicari oleh Jonah.
Haah ... Ternyata gadis itu benar-benar menyimpan buku itu dengan baik, hingga sang pemilik toko pun tidak dapat menemukannya.
Kecewa memang dirasakan oleh pemuda itu, tetapi dia bisa apa?
Namun Jonah sudah meninggalkan alamat basecamp dan nomor teleponnya, jika sewaktu waktu gadis itu ada menitipkan sesuatu kepada sang pria tua.
Jika buku itu berjodoh dengannya, pasti dia akan bisa mendapatkannya bagaimana pun caranya.
"What going on, Jo? Kau sering melamun beberapa hari ini?" Tanya Daniel melihat Jonah melamun untuk kesekian kalinya hari ini, apakah ada yang sedang mengganggu pikiran sahabatnya yang pendiam ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
why don't we? (COMPLETE)
FanfictionSiapa yang sangka kelima pemuda tampan yang selalu tampak bahagian dan sedikit konyol itu memiliki masalalu yang sangat berat. "Aku ingin melarikan diri dari dunia gelap yang seakan menjadi kutukan abadi bagi keluargaku"--Jonah " Aku ingin melarikan...