Letta mengerang kesakitan sembari memegangi kepalanya. Perlahan ia membuka matanya yang terasa sangat berat, kepalanya juga berdenyut nyeri seakan mau pecah.
Ia mengerjab berusaha menyesuaikan retina matanya kepada cahaya yang masuk.
"Shh,,, buka matamu dengan perlahan" terdengar suara lembut tersebut di sertai dengan sebuah usapan di puncak kepalanya.
Setelah penglihatannya menjadi jelas sebuah wajah tampan dan juga senyuman manis menyambut dirinya.
"Hei,, kau baik-baik saja?"
"J-Jonah?" Letta menyeringit dan memegangi kepalanya.
"Apakah ada yang sakit?" tanya Jonah dengan raut wajahnya yang cemas.
Letta menggelengkan kepalanya. Ia menyeringit ketika merasakan kasar di kepalanya.
"Apa ini? Dan dimana kita?" tanya-nya dengan suara yang lirih.
"Itu perban dan Kita berada di rumah sakit" ucap Jonah masih dengan mengelus puncak kepala Letta.
"Kenapa dengan wajahmu?" Letta menyeringit melihat wajah Jonah yang di penuhi oleh lebam.
Jonah terkekeh kecil. "Seharusnya kau melihat keadaanmu sebelum mengkhawatirkan diriku" jawab Jonah.
Letta menyeringit dan kemudian membulatkan kedua bola matanya. Ia baru mengingat semuanya, tentang penculikan, penyekapan dirinya dan Jocellin.
"Joce?! Bagaimana dengan wanita itu? Dan Jonh?!" tanya Letta dengan panik.
"Shhh,,, semuanya telah berakhir" Jonah meletakkan jari telunjuknya diatas bibir Letta.
"Mulai saat ini semuanya akan baik-baik saja" sambungnya.
"Letta! Oh my baby girl akhirnya kau sadar" terdengar suara cempreng Hanna dari ambang pintu. Ia bergegas menghampiri bankar tempar Letta berbaring.
"Bagaimana keadaanmu? Apakah ada yang sakit? Katakan yang mana yang sakit" Hanna memegang pundak Letta dan kemudian memeriksa sekujur tubuh Letta.
Letta hanya dapat meringis kesakitan karena tubuhnya yang sebelumnya terasa sakit kini terasa remuk redam karena perbuatan Hanna.
"Beb, sebaiknya kita biarkan Letta istirahat terlebih dahulu" Corbyn bergerak cepat dengan menarik tubuh Hanna agar menjauh dari Letta.
"Tapi aku belum selesai memeriksa keadaan Letta, kau tahukan bagaimana khawatirnya aku dengan keadaan Letta?" perotes Hanna yang tidak terima di jauhkan dari Letta.
"Bodoh, kau dapat membuat badannya remuk jika seperti itu caramu memeriksanya" sahut Zach dan seketika di hadiahi oleh tatapan maut dari Hanna.
"What?" pemuda bermata teduh itu memasang wajah tak berdosanya membuat Hanna mengerang kesal.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Darren yang sedari tadi diam saja kepada Letta.
"Jauh lebih baik dari sebelumnya" gadis itu tersenyum tipis.
"Syukurlah" Darren membalas senyuman Letta.
"Tapi apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa wajah kalian babak belur?" ia menyeringit ketika melihat wajah Corbyn, Darren dan Zach yang tidak jauh berbeda dengan Jonah.
Sontak ketiga pemuda itu saling tatap. "Hanya sebuah kecelakaan kecil" jawab Darren sembari mengangkat bahunya.
"Yap, kami baru saja mengalami hal yang sangat mengesankan semalam. Right bro?" Zach menepuk pundak kanan Jonah menyebabkan sang empu pundak mengerang kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
why don't we? (COMPLETE)
FanfictionSiapa yang sangka kelima pemuda tampan yang selalu tampak bahagian dan sedikit konyol itu memiliki masalalu yang sangat berat. "Aku ingin melarikan diri dari dunia gelap yang seakan menjadi kutukan abadi bagi keluargaku"--Jonah " Aku ingin melarikan...