33. Darren Wang

926 83 9
                                    

Semua-nya baru permulaan.

Kata-kata itu selalu terngiang-ngiang di kepala Jocellin. Gadis itu sedang duduk di taman rumah sakit dengan tatapan kosong, ia seperti berusaha menerawang sesuatu, kedua manik biru lautnya seakan berusaha menembus sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh manusia lainnya.

Hingga beberapa detik kemudian dia memejamkan mata dengan rapat, tidak sanggup melanjutkan apa yang sedang dia lihat.

"Kenapa?" desis nya kesal akan diri sendiri.

"Kenapa disaat seperti ini, bakat ku tidak bisa digunakan?" rutuk Jocellin sembari memukul-mukul sisi kepalanya.

Hingga sebuah tangan menangkap tangan mungil itu.

"Jangan sakiti dirimu sendiri, nona" ucap seseorang yang masih setia memegangi tangannya.

Jocellin mendongak dan mendapati seorang pemuda berparas Asia yang sedang telah menahan tangannya.

"Lepaskan!" ucap Jocellin, seraya menyentak tangannya dari genggaman tangan pemuda tersebut.

"Wow, kau sangat galak ya" ucap pemuda itu, masih dengan wajah tanpa dosanya yang sangat menyebalkan.

Jocellin mendengus dan memilih mengabaikan pemuda tersebut.

"Perkenalkan namaku Darren" pemuda itu mengulurkan tangannya ke arah Jocellin.

Sebuah senyuman manis menghiasi wajah tak berdosa itu, dan jangan lupakan dimple yang berada di pipi kanannya.

Sangat manis, jika saja si pemilik senyuman itu idak membuat Jocellin jengkel di awal pertemuan mereka.

Pemuda itu memberi isyarat dengan dagunya, agar Jocellin segera menerima uluran tangannya.

"Aah, kau ini lama sekali, tanganku sampai pegal menunggunya" Darren segera menarik tangan dan kemudian meletakkannya di belakang kepala, ketika tangan Jocellin hampir menyentuh tangannya.

"Kau ...!" geram Jocellin.

"Apa? Aku tidak dengar, kau bicara sesuatu?" Darren mendekatkan wajah dan menaruh tangan di depan telinga.

Jocellin menyipitkan matanya geram. Pemuda tengik ini!

"Menjauh dari nya!" tiba-tiba Daniel muncul, dan menarik kerah mantel cream yang digunakan oleh Darren.

"Siapa kau?" tanya pemuda asia tersebut.

"Tidak penting siapa aku, yang jelas menjauh dari dia"

Darren bersidekap angkuh dan kemudian menggelengkan kepalanya.

"Dengar orang korea yang aneh, jangan pernah mengganggu gadis ini!"

Darren mendengus jengkel. "First, i'm  a Chines people. Kedua, aku ini tampan bukannya aneh, dan ketiga, memangnya kau itu siapanya nona manis ini?" Darren menaikkan sebelah alisnya menantang.

"Kau-"

"Aah, ternyata kau di sana Darren" tiba-tiba suara Paul menyela perdebatan diantara kedua pemuda tersebut.

"Paul!" seru Darren, dan kemudian menjabat tangan Paul dengan antusias.

"Kapan kau tiba?" tanya Paul.

"Beberapa saat yang lalu" jawab Darren.

"Kau mengenalnya?" tanya Daniel pada Paul.

"Tentu saja, dia adalah sahabatku sejak SHS" jawab Paul.

"Sejak SHS?" Daniel mengerutkan dahinya bingung, dan memperhatikan wajah Darren secara seksama.

"Ck ... aku tidak menyangka kau sudah setua itu" Daniel berdecak, dan kembali memperhatikan wajah Darren yang baby face.

why don't we? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang